Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Cukai Berperan Telusuri Modus hingga Penerima Narkoba di Indonesia

Kompas.com - 27/07/2017, 09:38 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pengawasan barang masuk baik dari darat, laut, dan udara  menuju Indonesia terus dilakukan Bea Cukai.

Sri menjelaskan, hampir setiap hari, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi memberikan laporan barang yang masuk ke Indonesia.

"Kami selalu waspada. Setiap hari ada laporan dari Bea Cukai. Lihat handphone saya, Pak Heru dan jajaran memberitahukan yang masuk mulai yang kecil. Dari pos udara di Cengkareng kami sudah identifikasi dan kerja sama dengan kepolisian sangat efektif," ujar Sri di Pluit, Jakarta Utara, Rabu (26/7/2017).

Adapun pernyataan Sri untuk menjelaskan pengawasan barang masuk, termasuk salah satunya obat-obatan terlarang jenis narkotika.

Beberapa waktu lalu, Polisi mengamankan 1 ton sabu asal China yang dibawa ke Indonesia menggunakan sebuah kapal di perairan Tanjung Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

Pada Rabu sore, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga mengungkap 300 kilogram sabu di Pluit, Jakarta Utara. Ratusan kilo sabu itu juga dibawa melalui jalur laut.

Baca: Sri Mulyani: Sebulan, Petugas Selamatkan 8 Juta Jiwa dari Bahaya Narkoba

Sri mengatakan, yang dilakukan Bea Cukai tak hanya dari segi pengawasan. Bersama sejumlah lembaga lain seperti BNN dan polisi, Bea Cukai kerap melakukan tracking atau penelusuran modus pelaku untuk memasukan barang.

Tracking juga dilakukan hingga ke penerima barang. Dalam catatan Kompas.com, Jumat (8/1/2016), Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan jalur laut masih menjadi pilihan bagi penyelundup untuk memasukkan narkoba ke tanah air.

Pihak Bea Cukai menemukan, jalur laut masih menjadi idola bagi dibandingkan dengan bandar udara.

Meski tak menyebut detail masuknya narkoba melalui jalur lautnya, tetapi Heru menyatakan penangkapan jumlah narkoba yang masuk ke tanah air meningkat dua kali lipat pada 2015 dibanding tahun 2014.

Baca: Satu Warga Taiwan Tewas Saat BNN Sita 300 Kg Narkoba di Pluit

Jalur laut menjadi pilihan para pengedar disamping banyaknya jalur tikus atau pelabuhan kecil, pengedar juga kerap menyamarkan melalui peralatan elektronik.

Penyelundupan narkoba yang ditangkap tahun 2015 sebanyak 699 kg narkoba, atau meningkat dua kali lipat di banding tahun 2014 sebanyak 316 kg.

"Dibanding bandar udara, jalur laut masih menjadi tren masuknya narkoba," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, dalam jumpa pers di kantor Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (8/1/2016).

Kompas TV Polisi Ungkap Sindikat Sabu Seberat 41,5 Kg
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com