Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpindahan Pesawat Haji dan Padatnya "Traffic" Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 30/07/2017, 06:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

Kompas TV Sekitar 400 calon jemaah haji asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjalani vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan.

Menurut IATCA, situasi tersebut menyulitkan mereka karena penambahan jadwal pesawat berarti semakin rumit mengatur aliran (flow) pesawat dan berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan.

"Potensi kecelakaan penerbangannya lebih besar dan akan banyak delay (keterlambatan)," tutur Wakil Ketua IATCA Jakarta Andre Budi.

(Baca juga: Asosiasi Petugas Lalin Udara Keluhkan Pergerakan Pesawat yang "Overload" di Bandara Soekarno-Hatta)

Andre memperkirakan, penumpang akan mengalami antrean pesawat dan waktu tunggu lebih lama saat hendak terbang maupun mendarat. Hal itu dikarenakan banyaknya pergerakan pesawat, sedangkan baru ada dua runway di Soekarno-Hatta, yang dianggap masih kurang.

Secara terpisah, penulis buku Tanah Air Udaraku Indonesia sekaligus mantan Kepala Staf Angkatan Udara Chappy Hakim menegaskan pentingnya aspek keselamatan penerbangan.

Melalui akun Twitter @chappyhakim, dia menilai harus ada solusi terbaik agar penerbangan haji tidak mengalami kendala lagi, terutama soal perbaikan runway.

"Di saat yang sama, kegiatan rutin 'tambal-sulam' permukaan runway di HLM juga beda-beda tipis dg CGK, bahkan hari ini tengah berlangsung," demikian salah satu tweet-nya.

Chappy juga menilai, harus ada langkah konkret penanganan masalah tersebut karena tambal-sulam permukaan runway di Halim telah mengecewakan penumpang yang tertunda keberangkatannya.

Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menjelaskan, perbaikan runway di Halim sudah rampung hari Jumat lalu. Namun, untuk sementara ini, runway tersebut hanya dapat dilintasi oleh pesawat berukuran sedang atau narrow body.

"Runway masih harus diverifikasi ulang oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, belum untuk dipakai oleh pesawat berbadan lebar atau wide body, baru yang narrow body," ujar Yado.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com