Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Keberadaan Rakit Reyot di Tengah Megahnya Kota Metropolitan...

Kompas.com - 03/08/2017, 06:22 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan mengenakan kaus oblong tipis berwarna putih dan celana selutut, seorang pria berusia 53 tahun bernama Tubi duduk santai di atas rakit reyotnya untuk menunggu pelanggan.

Pada Rabu (2/8/2017) sore itu, Tubi memarkir rakit reyotnya di pinggir Sungai Mookevart di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Tubi menjadi tukang rakit sejak 1971. Saat itu, usianya baru delapan tahun.

"Awalnya saya merakit di sekitaran Pasar Cengkareng, dulu saya berdua sama kakak saya. Tahun 1983 baru saya pindah ke sini," ujarnya.

Rakit itu disewakan Tubi bagi warga yang ingin menyeberangi sungai. Untuk sekali warga menyeberang, Tubi tak mematok harga khusus.

"Ada yang ngasih Rp 3.000, kadang Rp 1.000 saja masih bertanya, kalau pas hari Minggu itu ramai, tetapi ya paling dapatnya ya maksimal Rp 50.000 saja," kata Tubi.

(Baca juga: Rakit Kayu yang Terbalik di Pasar Ikan Dipaksakan untuk Mengangkut Warga)

Rakit yang menjadi tumpuan Tubi mencari uang itu tampak dibuat dari bahan sekadarnya. Badan rakit terbuat dari kayu yang tak tersusun rapi.

Atap rakit ditopang empat tiang kayu yang ukurannya tak sama persis. Atapnya pun hanya terbuat dari lembaran papan dilapisi terpal yang termakan usia.

Rakit kayu ini semakin tampak buruk rupa tanpa cat warna-warni yang mungkin akan membuat tampilannya lebih cantik. Warna kayu rakit tersebut dibiarkan alami.

Rakit reyot ini mengapung di permukaan sungai dengan mengandalkan jeriken-jeriken besar. Dua tangga kayu dipasang di sisi kanan dan kiri sungai untuk memudahkan penumpang menaiki dan menuruni rakit tersebut. 

Tali tambang pun dipasang untuk mempermudah gerak rakit kayu reyot itu. Dengan rakitnya, Tubi tak hanya mencari nafkah sebagai penyedia jasa penyeberangan sungai.

Pria asal Brebes ini mengaku kerap mengumpulkan sampah plastik yang hanyut di permukaan sungai dan menjualnya.

Tubi berkisah, sebelum sungai direvitalisasi, banjir merupakan musuh utamanya dalam mencari nafkah. "Dulu daerah sini kan sering banjir," ucapnya.

Seratus meter dari tempat rakit reyot milik Tubi ditambatkan, terdapat jembatan penyeberangan.

Menurut Tubi, warga lebih memilih untuk naik rakit dibandingkan menggunakan jembatan untuk menyeberang. "Warga kan kadang malas kalau harus muter jauh, makanya pilih naik rakit," kata dia.

Rakit reyot milik Tubi tampak kontras dengan lingkungan di sekitarnya. Kawasan di sekitar Sungai Mookevart itu bukanlah lingkungan perumahan kumuh.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com