Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucurkan Kredit Fiktif, Kepala Cabang Bank Pemerintah Ditangkap

Kompas.com - 10/08/2017, 17:12 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi membekuk WWK, kepala cabang sebuah bank milik pemerintah lantaran diduga mencairkan kredit fiktif. Dia ditangkap di Demak, Jawa Tengah pada Selasa (8/8/2017).

"Pihak bank mengalami kerugian hingga Rp 38 miliar akibat dari perbuatan tersangka WWK ini," ujar Kanit IV Subdit Harda Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Gafur Aditya, Kamis (10/8/2017).

Gafur menambahkan, aksi WWK terungkap setelah dilakukan audit di bank pelat merah itu dan menemukan banyak kredit macet.

"Ternyata ada proses pencairan dana kredit ke debitur yang tidak sesuai prosedur," papar Gafur.

Baca: Tiga Tersangka Kasus Kredit Fiktif BJB Ditahan

Berdasarkan hasil penelusuran kepolisian, lanjut Gafur, ditemukan salah seorang debitur mengajukan permohonan kredit dengan menggunakan dokumen palsu.

Debitur tersebut adalah seorang pengusaha yang mengajukan kredit sebesar Rp 2,5 ke bank tersebut.

"SH ini melampirkan dokumen palsu untuk pengajuan kredit. Seolah-olah dia mendapatkan SPK (Surat Perintah Kerja) dari PDAM, padahal tanda tangan pihak PDAM dipalsukan," kata Gafur.

Menurut Gafur, WWK tidak terlebih dahulu mengecek dokumen dan tidak melakukan survei terhadap SH.

Namun, dalam laporannya seolah-olah dia telah melakukan survei sebelum memutuskan untuk memberikan kredit.

Dalam kasus ini polisi telah menetapkan WWK dan SH sebagai tersangka. Namun, hanya WWK yang ditahan.

Alasannya, SH selama proses penyidikan berlaku kooperatif. Sedangkan WWK sempat melarikan diri ke Demak saat akan ditangkap.

Baca: Kredit Fiktif Rp 5 Miliar, Kepala Unit dan Pegawai BRI Ditangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com