JAKARTA, KOMPAS.com - Ika Yustiana, warga Duri Kepa, datang ke Balai Kota DKI Jakarta bersama anak dan suaminya yang duduk di kursi roda, Selasa (15/8/2017). Dia mencegat Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk meminta sebuah unit rusun.
Ika juga meminta Djarot melihat kondisi suaminya untuk membuktikan bahwa dia benar-benar butuh rusun.
"Kenapa? Rusun? Kamu enggak punya rumah?" tanya Djarot kepada suami Ika.
"Iya, tanggal 21 (Agustus) ini saya mesti keluar dari rumah itu," kata suami Ika.
"Iya, Pak, enggak bisa bayar lagi soalnya," jawab Ika.
Djarot bersedia untuk memberikan keluarga Ika sebuah unit rusun. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan menentukan lokasi rusunnya.
Djarot memanggil PNS dari Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta untuk mencarikan rusun buat keluarga Ika.
Djarot juga menyindir warga rusun yang keluar karena menunggak rusun.
"Ini carikan rusun, ya. Kan banyak yang kosong, ya, kebetulan banyak yang keluar," ujar Djarot.
Djarot mengingatkan Ika tentang konsekuensi yang harus diterima jika tinggal di rusun. Hal yang dimaksud Djarot adalah membayar iuran rusun sekitar Rp 300.000 sampai Rp 400.000 per bulan.
"Kalau di rusun ada kewajibannya loh ya," kata Djarot.
"Iya, Pak, enggak apa-apa," jawab Ika.
Kepada Kompas.com, Ika mengatakan selama ini dia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah kontrakan di Duri Kepa, Jakarta Barat.
Ika yang bekerja sebagai buruh cuci harus membayar uang sewa Rp 2 juta setiap bulan. Adapun suaminya yang terkena kanker tulang hanya bisa duduk di kursi roda.
Ika mengatakan bulan ini dia hanya membayar setengah dari uang sewa. Dia pun harus angkat kaki dari rumah itu.
"Kalau di rusun, saya masih sanggup bayar," kata Ika.
Djarot menyindir warga yang ogah membayar unit rusun. Warga yang kekurangan dan sakit pun bersedia membayar untuk tinggal di rusun.
"Dia bersedia loh, dia bulan ini harus keluar dari rumah kontrakan dan membutuhkan rusun," kata Djarot.
"Kebetulan banyak yang sudah enggak di rusun ya, karena kemahalan, karena susah dapat kerja, enggak apa-apa. Barangkali di tempat lain ada yang lebih murah, lebih baik, dan lebih nyaman," kata Djarot.
Lihat juga: Djarot: Kalau Tidak Ada Niat Melunasi Tunggakan Rusun, Keluar Saja...
Banyak warga rusun menunggak iuran. Total tunggakan mencapai sekitar Rp 32 miliar.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Agustino Darmawan, mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan warga umum (bukan penghuni terdampak penggusuran) yang menunggak selama tiga bulan berturut-turut.
Baca juga: Tunggakan Rusun Rp 32 Miliar, Lulung Sarankan Harga Sewa Diturunkan
Penghuni rusun yang merupakan warga terdampak penggusuran tidak perlu mengosongkan unit rusunnya. Mereka diberi kesempatan untuk mencicil tunggakan dengan membuat surat kesanggupan mencicil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.