Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ogah" atau Supeltas Diajari Cara Tangani Kecelakaan

Kompas.com - 24/08/2017, 12:46 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di hari keempat pelatihan Supeltas (Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas) atau "Pak Ogah" oleh Polres Metro Jakarta Selatan, puluhan calon anggota Supeltas dilatih cara menangani kecelakaan. Tindakan pertolongan di tempat kejadian perkara (TP4) akan menjadi tanggung jawab mereka.

"Ketika terjadi kecelakaan, ketahui, amati situasi umum, jangan sampai anda yang berada di situ malah jadi korban. Anda kepanjangan tangan polisi yang mengabdi untuk negara," kata Bripka Adit dari Unit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2017).

Adit menjelaskan, dalam kecelakaan, yang pertama perlu dilakukan adalah mengevakuasi orang serta kendaraan yang terlibat. Ini dilakukan untuk menghindari kemacetan atau bahkan kecelakaan susulan.

Baca juga: Polisi Beri Pelatihan untuk Pak Ogah

"Kalau luka ringan, evakuasi ke tempat aman karena biasanya orang tergeletak di jalan atau di pinggir jalan menghambat arus lalu lintas," kata Adit.

Jika korban mengalami luka ringan, dibantu evakuasi ke tempat aman seperti lahan parkir di pinggir jalan atau trotoar. Jika korban mengalami luka berat, anggota Supeltas harus berhati-hati meminggirkannya.

Sebaiknya, gunakan penyangga atau bantuan orang lain untuk membantu meminggirkan. Kemudian, segera berhentikan kendaraan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat.

"Apabila ada korban jiwa atau meninggal dunia, wajib melakukan penggarisan. Jangan anda pindahkan korban karena nanti menyulitkan proses olah TKP oleh polisi," ujar Adit.

Penggarisan juga dilakukan di titik jatuhnya korban dan di titik tabrakan kendaraan. Jika memungkinkan, anggota Supeltas yang memiliki ponsel berkamera diminta untuk memotretnya sebagai bahan penyidikan polisi.

Berbagai pertanyaan muncul dari para anggota yang antusias mendengar penjelasan itu. Ada yang bertanya bagaimana menangani tabrak lari yang pelakunya melarikan diri.

"Anda bisa ikuti kendaraannya, tapi tidak usah dikejar, nanti kalau kenapa-kenapa yang rugi anda," ujar Adit.

Dalam keadaan tabrak lari, Supeltas diimbau untuk mencatat nomor serta jenis kendaraan pelaku. Jika pelakunya memungkinkan untuk ditahan, Supeltas diimbau untuk membawanya ke kantor polisi atau mengamankan sampai polisi datang ke lokasi.

"Terus Pak, bagaimana kalau korbannya perempuan, kan mau menolong segan?" tanya seorang peserta pelatihan.

Adit menjelaskan bahwa dalam kesusahan, jarang sekali ada orang yang menolak pertolongan. Anggota Supeltas diminta untuk menolong tanpa memanfaatkan situasi yang menguntungkan dirinya sendiri.

Lihat juga: Kadishub Nilai Lebih Baik Pramuka Ketimbang Pak Ogah Atur Lalin

Apabila korbannya luka berat, tidak sadarkan diri, bahkan meninggal, sebaiknya tubuhnya ditutupi.

Selain memberikan materi informasi, praktik di lapangan juga digelar. Banyak Supeltas yang biasa memberi minum kepada korban kecelakaan. Mereka diberi tahu bahwa tak semua korban kecelakaan bisa diberi minum. Jika korban mengalami luka di kepala yang kemungkinan pendarahan, memberi minum saat syok bisa jadi fatal.

Yang terpenting saat menangani kecelakaan adalah memastikan diri masing-masing Supeltas selalu aman.

"Yang bisa menilai resiko tinggi, yang nilai anda sendiri, jangan mengabaikan keselamatan, kita punya istri dan anak," kata Adit.

Kompas TV Biang Kemacetan, Juru Parkir Liar Ditahan Petugas Gabungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com