Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Wanita Korban Pengeroyokan oleh Dua Pria di Sudirman

Kompas.com - 28/08/2017, 20:22 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fitri Apriansari Utami (25), dikeroyok SJP (42) dan SW lantaran mobil mereka saling bersenggolan. Fitri merupakan anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).

Fitri mengaku tak kenal sama sekali dengan SJP dan SW. Bahkan, dia heran mengapa kedua orang tersebut tega menganiaya dirinya.

"Jadi pada saat itu saya turun dari mobil, cekcok mulut saya bilang 'tolong pak kita selesaikan di kepolisian aja'. Pelaku terus marah-marah sampai akhirnya terjadi pemukulan dan pengeroyokan," ujar Fitri di Mapolda Metro Jaya, Senin (28/8/2017).

Menurut Fitri, pelaku yang pertama kali menganiaya dirinya adalah SW. Saat itu dia dilempar botol air mineral oleh SW. Tak terima dilempar botol, Fitri mencoba melawan.

Namun, SJP mendorong dirinya ke arah mobil dan langsung dipukul dan ditarik jilbab yang dikenakannya oleh SW. Tak sampai di situ, setelah dipukul SW, SJP menendang Fitri sebelum melarikan diri.

Baca: Keroyok Seorang Perempuan, Dua Pria Ditangkap Polisi

"Kebetulan abis kejadian itu saya telepon ayah saya. Kebetulan ayah saya lagi ketemu Setnov (Setya Novanto), langsung ditelepon, terus lapor ke polisi bikin LP," ucap dia.

Setelah membuat laporan polisi pada Rabu (23/8/2017), pihak kepolisian segera melakukan tindakan dan menangkap SJP dan SW pada Jumat (28/8/2017) lalu. Atas kerja cepat polisi, Fitri mengapresiasinya.

"Saya juga berterima kasih atas dukungan dari bapak Ketua DPR, Alhamdulillah berterima kasih atas dukungannya sebagai warga DKI dan saya juga baru terjun berpolitik di kader muda Partai Golkar, apresiasinya sangat luar biasa," kata Fitri.

Penganiayaan terhadap Fitri terjadi pada Rabu (23/8/2017) lalu di Jalan Jenderal Sudirman. Peristiwa itu berawal saat mobil Fitri ditabrak dari belakang oleh mobil yang ditumpangi SJP dan SW.

Bukannya meminta maaf, SJP dan SW malah menganiaya dan mengeroyok Fitri. Atas ulah keduanya, polisi menjerat mereka dengan Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com