Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai "Sejuta Sampah" dan Kurangnya Kesadaran Warga...

Kompas.com - 07/09/2017, 08:11 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan tak elok tampak dari atas sebuah jembatan kecil di Jalan Jati Bunder, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).

Sampah yang didominasi plastik menumpuk dan hampir memenuhi seluruh aliran sungai. Sungai itu berwarna hitam pekat dan menimbulkan bau tak sedap.

Sungai di Jati Bunder seolah tak lagi dialiri air, tetapi menjelma bak "sungai sejuta sampah". Tinggi hamparan sampah di sungai tersebut hampir sejajar dengan jalanan di sampingnya.

Karung-karung berisi sampah yang telah dikumpulkan petugas kebersihan sungai pun menumpuk di sisi sungai.

Tak ada kesadaran warga

Seorang perempuan paruh baya, Ade, menyebut bahwa sungai di sekitar rumahnya itu tak dibersihkan sejak sebelum Idul Adha atau pekan lalu.

(Baca juga: Menyusuri Sungai "Sejuta Sampah" di Jati Bunder)

Dia mengakui, warga di kawasan tersebut tak memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah di sungai.

"Bagaimana sampah tidak menumpuk, yang buang banyak, setiap hari dan enggak ada yang bersihin. Lha kalau yang ngontrak sewaktu-waktu bisa pergi, kalau kami di sini?" keluhnya.

Warga lain bernama Dody menyatakan hal serupa. Dia menyebut akses pembuangan sampah di sekitar permukiman mereka cukup jauh sehingga warga sering kali membuang sampah ke sungai.

Selama ini, warga hanya mengandalkan bantuan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) yang berkeliling mengangkut sampah setiap dua hari sekali.

"Kalau mau buang sampah ya harus ke pasar atau ke belakang kantor kecamatan, jadi warga itu biasanya males dan milih buang ke kali, termasuk saya sih," kata Dody.

Disesalkan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji menyayangkan kondisi sungai di Jalan Jati Bunder.

Menurut dia, petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup sebenarnya membersihkan sungai tersebut setiap hari.

(Baca juga: Warga Jati Bunder Diminta Ikut Jaga Kebersihan Sungai)

Mereka juga mengedukasi warga untuk tidak membuang sampah ke kali. Isnawa pun yakin kondisi sungai di Jalan Jati Bunder bersih dari sampah setelah dibersihkan, tetapi kembali kotor beberapa jam kemudian.

"Kondisi seperti Jati Bunder ini memang kami sesalkan. Tiap hari dibersihkan, tapi tiap hari ada yang ngotori," ujar Isnawa.

Kebersihan sungai, kata Isnawa, tidak cukup hanya dengan mengandalkan petugas. Peran serta warga juga dibutuhkan untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, termasuk ke kali atau sungai.

"Ada anggapan yang salah dan keliru. Dengan adanya PHL UPK Badan Air, PPSU, dan pasukan pelangi lainnya, warga bisa seenaknya mengotori lingkungan, tidak lagi lakukan kerja bakti lingkungan," kata dia.

(Baca juga: Dinas LH: Sungai di Jati Bunder Dibersihkan Tiap Hari, tetapi...)

Isnawa meminta masyarakat untuk menghilangkan anggapan tersebut. Dia mengajak warga menjaga lingkungan dan memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang dengan membuat bank sampah.

Selain di Jalan Jati Bunder, adakah sungai di Jakarta yang penuh sampah karena tidak adanya kesadaran warga?

Kompas TV Sungai ciliwung, sungai yang dulu dikenal kotor dan sebagai penyebab utama banjir di Jakarta, kini telah berubah menjadi lebih bersih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com