Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Kencang dan Bangunan Kayu Perparah Kebakaran di Benhil

Kompas.com - 10/09/2017, 13:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran yang melanda permukiman padat di RT 15, RW 06 Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, diceritakan warga berawal dari salah satu bangunan yang berada di bagian tengah.

Meski awalnya api baru melahap satu bangunan, tetapi seketika kebakaran semakin membesar hingga menghanguskan puluhan bangunan di sana pada Sabtu (9/9/2017) sore kemarin.

"Apinya sih dari (rumah) yang di tengah-tengah itu awalnya. Tapi, memang karena anginnya kencang, apinya cepat menyebar. Terus di sini kan (rumah) memang banyak dari kayu," kata salah satu warga, Dalim (35) kepada Kompas.com di lokasi, Minggu (10/9/2017).

Menurut Dalim, permukiman di sana memang sudah sejak lama berdempetan. Diperkirakan, total penduduk yang menempati area tersebut tidak kurang dari 100 kepala keluarga (KK).

Sampai hari ini, warga di sana masih belum tahu apa penyebab pasti kebakaran melanda permukiman mereka. Dugaan sementara, kebakaran karena hubungan pendek arus listrik.

(Baca juga: Kebakaran Benhil, Mereka Mengais Sisa Harta Benda tanpa Alas Kaki)

 

Warga lainnya, Rohana (40), bersyukur karena kebakaran tidak terjadi pada malam hari ketika sedang tidur. Sehingga, mereka bisa menyelamatkan diri tanpa ada yang jadi korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Untungnya masih selamat, cuma barang-barang saja yang enggak selamat. Diselamatin seadanya saja," tutur Rohana.

Suasana permukiman di RT 15 RW 06 Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang sempat terbakar pada Sabtu (9/9/2017). Foto diambil pada Minggu (10/9/2017) siang.KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana permukiman di RT 15 RW 06 Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang sempat terbakar pada Sabtu (9/9/2017). Foto diambil pada Minggu (10/9/2017) siang.
Kebakaran di Jalan PAM Baru Raya itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB kemarin, dan padam pada pukul 18.00 WIB.

Untuk sementara waktu, para korban tinggal di rumah kerabat mereka serta di tenda yang disediakan oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, bertempat di lapangan yang tak jauh dari lokasi kebakaran.

Di sana, sudah tersedia dapur umum, logistik, dan pakaian yang dapat digunakan warga. Adapun area yang terbakar bersebelahan dengan tempat penampungan sampah sementara, sehingga bau menyengat tercium dengan jelas saat berada di lokasi kebakaran.

Bangunan yang terbakar juga disebut berjarak sangat dekat, dengan jarak untuk berjalan ke dalam kurang dari 0,5 meter.

Kompas TV Kebakaran terjadi pada Senin dini hari. Kebakaran baru padam setelah 10 unit pemadam dikerahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com