Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Parkir Akan Jadi Rusun, Bagaimana Memarkir Kendaraan di Stasiun?

Kompas.com - 02/10/2017, 20:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Proyek rumah susun berkonsep transit oriented development (TOD) yang dibangun oleh Perum Perumnas sejauh terpantau mengambil lahan yang selama ini jadi lokasi parkir kendaraan di stasiun. Contohnya di Stasiun Pondok Cina dan Stasiun Tanjung Barat

Lantas bagaimana nasib pengguna kereta yang selama ini rutin memarkir kendaraannya di stasiun?

Direktur Pemasaran Perum Perumnas Muhammad Nawir menjelaskan dari seluruh lantai menara rusun yang dibangun, tidak seluruhnya akan digunakan untuk hunian. Sebab akan ada beberapa lantai di bagian bawah yang digunakan untuk parkir.

Lahan parkir inilah yang disebutnya bisa digunakan oleh pengguna kereta non-penghuni rusun yang ingin memarkirkan kendaraannya di stasiun.

"Jadi parkir ini ada dua kategori, yaitu yang satu tempat untuk penghuni dan yang satu itu untuk yang selama ini memanfaatkan parkir stasiun untuk naik kereta menuju Jakarta," kata Nawir.

Baca: Giliran Stasiun Pondok Cina Jadi Lokasi Rusun TOD

Hal itu disampaikan saat peresmian dimulainya proyek pembangunan rusun berkonsep TOD di Stasiun Pondok Cina, Depok, Senin (2/10/2017).

Menurut Nawir, sistem parkir kendaraan untuk pengguna kereta yang nantinya disediakan di rusun pada dasarnya tidak akan berbeda dengan yang ada saat ini. Penggunanya wajib menggunakan uang elektronik saat akan masuk atau ke luar area parkir.

"Seperti yang saya bilang tadi digunakan mereka yang menggunakan tadi park and right. Biaya parkirnya sama saja ikuti regulasi pemerintah," ujar Nawir.

Rusun TOD yang dibangun di Stasiun Pondok Cina merupakan bagian dari kerja sama antara Perum Perumnas dam PT KAI. Selain di Pondok Cina, proyek serupa sudah dilaksanakan di Stasiun Tanjung Barat di Jakarta Selatan dan akan segera dimulai di Stasiun Bogor.

Baca: Tahun 2017, Ada 13 Stasiun yang Akan Jadi Lokasi Rusun TOD

Pembangunan rusun di lahan stasiun diketahui dilatarbelakangi keberadaan kereta rel listrik (KRL) commuter line sebagai salah satu moda transportasi andalan masyarakat yang bermukim di kawasan Jabodetabek.

Saat ini, mayoritas pengguna kereta harus mengarungi jarak tempuh antara rumah dan stasiun sejauh rata-rata 1-10 kilometer. Kondisi ini yang kemudian mendorong perlunya hunian yang terintegrasi atau dekat dengan stasiun KRL.

Karena itu, keberadaan rusun TOD diyakini akan mendekatkan jarak pengguna kereta api, menciptakan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup di perkotaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com