Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Ilegal di Belakang Pasar Pisang Palmerah Dibongkar

Kompas.com - 05/10/2017, 10:21 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satpol PP menertibkan bangunan ilegal di belakang Pasar Pisang di Jalan Palmerah Barat, Kamis (5/10/2017).

Camat Kebayoran Lama, Sayid Ali, mengatakan tanah seluas 1.000 meter persegi di tempat itu tadinya merupakan aset Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kemudian kepemilikannya dialihkan menjadi milik Pemprov DKI.

"Oleh warga, selama 20 tahun terakhir, tanah fasos/fasum ini dijadikan permukiman," kata Sayid saat ditemui di lokasi, Kamis pagi.

Menurut dia, ada orang membangun 15 rumah petak di tempat itu, rumah-rumah itu lalu disewakan ke para pendatang. Penghuninya kebanyakan adalah pedagang di sekitar Palmerah.

Sayid mengatakan rencana pembongkaran itu sudah muncul sejak awal tahun ini.

"Dari bulan Maret sudah kami sosialisasikan ke warga, mereka minta tunggu dulu sampai habis lebaran," ujar Sayid.

Penghuni dan pendiri bangunannya mengalah karena memang tak memiliki surat-surat. Ketika surat peringatan terakhir dilayangkan pada September, warga berjanji akan membongkar sendiri pada Oktober 2017.

"Kemarin kami manual bersama warga membongkar. Hari ini kami gunakan alat berat dari Dinas Sumber Data Air," kata Sayid.

Dalam penertiban ini, pos RW dibiarkan berdiri. Hanya rumah-rumah yang dirobohkan. Tidak ada perlawanan dari warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SMP di Jakarta Olok-olok Palestina di Resto Cepat Saji, Kadisdik: Kami Atas Nama Orangtua, Minta Maaf..

Siswi SMP di Jakarta Olok-olok Palestina di Resto Cepat Saji, Kadisdik: Kami Atas Nama Orangtua, Minta Maaf..

Megapolitan
Gara-gara Pecah Ban, Bus Pariwisata Terbakar di Tol Dalam Kota Arah Tanjung Priok

Gara-gara Pecah Ban, Bus Pariwisata Terbakar di Tol Dalam Kota Arah Tanjung Priok

Megapolitan
Dilema Pengayun 'Ombak Banyu': Ingin Kumpul Keluarga Saat Lebaran, tapi Harus Tetap Kerja

Dilema Pengayun "Ombak Banyu": Ingin Kumpul Keluarga Saat Lebaran, tapi Harus Tetap Kerja

Megapolitan
Polisi Tangkap 7 Pelajar yang Diduga Terlibat Tawuran di Tanah Sereal Bogor

Polisi Tangkap 7 Pelajar yang Diduga Terlibat Tawuran di Tanah Sereal Bogor

Megapolitan
Satu Pelajar Tewas Usai Terlibat Tawuran di Tanah Sereal Bogor

Satu Pelajar Tewas Usai Terlibat Tawuran di Tanah Sereal Bogor

Megapolitan
Firli Bahuri Tak Kunjung Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Polisi Sebut Penyidikan Masih Berjalan

Firli Bahuri Tak Kunjung Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Polisi Sebut Penyidikan Masih Berjalan

Megapolitan
Renungan Pengayun 'Ombak Banyu' di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Renungan Pengayun "Ombak Banyu" di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sebelum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sebelum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Kisah Pengayun 'Ombak Banyu' Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Kisah Pengayun "Ombak Banyu" Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Diduga Gantung Diri di Pohon Jalan Gatot Subroto Jaksel

Pria Tanpa Identitas Diduga Gantung Diri di Pohon Jalan Gatot Subroto Jaksel

Megapolitan
Hotman Paris Khawatir Polisi Tetapkan Pegi Tersangka Hanya untuk Puaskan Publik

Hotman Paris Khawatir Polisi Tetapkan Pegi Tersangka Hanya untuk Puaskan Publik

Megapolitan
Diminta Jadi Kuasa Hukum Ayah Eki, Hotman Paris: Kenapa Baru Sekarang Bereaksi?

Diminta Jadi Kuasa Hukum Ayah Eki, Hotman Paris: Kenapa Baru Sekarang Bereaksi?

Megapolitan
Curhat Pengayun 'Ombak Banyu': Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Curhat Pengayun "Ombak Banyu": Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Megapolitan
Warna Warni GBK Saat Laga Indonesia Vs Filipina

Warna Warni GBK Saat Laga Indonesia Vs Filipina

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan untuk Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan untuk Imam Budi Hartono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com