Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Bekasi Akui Warga Masih Keberatan dengan Bintara Residence

Kompas.com - 09/10/2017, 14:26 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menyatakan pihaknya telah memberikan izin bagi pembangunan Apartemen Bintara Residence di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Bintara. Namun dia mengakui, warga sekitar masih keberatan dengan rencana pembangunan apartemen tersebut.

Karena itu, Rahmat meminta pihak pengembang, PT Jakarta Cipta Utama, melakukan sejumlah hal terkait dengan protes warga itu.

"Kalau dari pemerintah kota (Pemkot) Bekasi udah semua (izinnya). Tapi warga di sana masih menginginkan supaya kalau itu dibangun, tidak menambah persoalan,” kata Rahmat, saat ditemui di Gedung Pemkot Bekasi, Senin (9/10/2017).

“Kami lagi cari formula-formula, seperti salurannya disodet, BKT (Banjir Kanal Timur)-nya diselesaikan sama PU, harus ada folder air di situ. Kami kan nggak bisa tahan orang mau investasi. Karena itu adalah milik mereka,” tambah Rahmat.

Marketing Manager PT Jakarta Cipta Utama, Gideon Panggabean, pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapat izin sejak akhir tahun 2016. Izin yang diberikan antara lain  sertifikat hak milik dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Menurut Gideon, pengembang kini mulai melakukan pembangunan tower A dan B yang nanti akan punya total 1.500 unit. Sementara, tower C masih belum mendapat izin.

"Jadi izin kami sudah keluar, dan sudah mulai pembangunan tahap awal. Satu tower paling pojok memang di-pending izinnya, menunggu kesepakatan dengan warga,” kata dia.

Pembangunan apartemen itu sejak tahun lalu menuai protes warga sekitar. Warga yang tergabung dalam forum komunikasi warga lintas RW, yaitu RW 8, 11, 12 dan 16, tidak ingin ada pembangunan apartemen tersebut.

Baca juga: Warga Tolak Apartemen Bintara Residence di Bekasi

Randy Saragih (51), salah satu warga yang tergabung dalam forum komunikasi warga,  mengatakan pihaknya menolak karena pengembang tidak memaparkan cara mengatasi banjir dan dampak kerusakan lingkungan lain yang mungkin terjadi.

"Karena tidak jelas bagaimana bentuk cara mengatasi potensi kerusakan lingkungan dari pihak pengembang. Banjir salah satunya dampaknya, tapikan banyak dampak di aspek lainnya," ujar Saragih.

Ia mengatakan, pihak apartemen belum bisa meyakinkan warga sekitar. Warga memiliki banyak kekhawatiran, antara lain soal genangan saat hujan. Belum lagi dampak sosial, seperti keramaian, kebisingan, ketidaknyamanan, narkoba, sampai kemacetan.

Berdasarkan laporan tahun lalu, sesuai izin prinsip Apartemen Bintara Residence menempati lahan seluas 15.500 meter persegi. Di dalamnya termasuk 2.800 meter persegi lahan yang mestinya untuk fasilitas umum dan sosial (fasum/fasos) milik warga Griya Bintara.

Warga sudah mempertanyakan soal penyerobotan lahan fasum/fasos itu kepada pemerintah kota. 

Terkait hal itu, Rahmat Effendi mengatakan persoalan tersebut bisa dibuktikan dengan site plan dari Badan Pertahanan Nasional (BPN).

“Kalau lahan fasos fasum bisa dibuktikan dengan site plan BPN. Fasos fasum kan bukan buat Pemkot aja, itu juga ditentukan BPN, diputuskan bersama. Sebelum menentukan lahan Fasos fasum harus ada pertimbangan aspek tata guna tanah, dan lainnya,” kata Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com