Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menegok Kampung Tiga Dimensi di Depok

Kompas.com - 26/10/2017, 08:20 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebulan terakhir Jalan Danau Tondano Raya, Sukmajaya, Depok mendadak ramai dikunjungi warga akhir-akhir ini. Warga ke sana jalan kompleks perumahan itu untuk berswafoto.

Ruas jalan tersebut beda dengan jalan-jalan yang lainnya. Di atas aspal berbahan hotmix itu tergambar lukisan tiga dimensi. Lukisan-lukisan tersebut berwarna-warni sehingga menarik perhatian para pejalan kaki yang menyusuri jalan sepanjang 1 kilometer itu.

Ruas jalan yang lebarnya sekitar 5 meter dihiasi 7 lukisan tiga dimensi, diantaranya bergambar ikan hiu, perahu, kubik hingga permadani.

Karya seni itu dibuat tangan-tangan terampil para pemuda yang tergabung dalam karang taruna RW 05 Sukmajaya, Depok. Mereka bahu-membahu menjadikan jalanan gang permukiman itu bernilai artistik.

Pada Rabu (25/10/2017) siang kemarin Kompas.com berkunjung ke ruas jalan yang kini tengah hangat dibicarakan di media sosial. Di bawah terik matahari yang menyengat, jalan itu  tetap ramai dikunjungi warga yang ingin berswafoto.

Lukisan tiga dimensi di Jalan Danau Tondano Raya, DepokKompas.com/Akhdi Martin Pratama Lukisan tiga dimensi di Jalan Danau Tondano Raya, Depok
Tak ada batasan usia, orang tua dan anak kecil, asik berpose di atas jalanan itu. Mereka rata-rata mengabadikan pose di atas lukisan tiga dimensi tersebut dengan menggunakan kamera telepon seluler.

Seorang pengurus RT 03/05 Sukmajaya, Depok, Jefri Adam, mengatakan lukisan tersebut sudah dikerjakan sejak akhir September 2017. Para pemuda karang taruna di sana tiap malamnya bergantian menggarap lukisan-lukisan itu.

"Biasanya dikerjainnya mulai pukul 22.00 sampe jam 04.00 WIB pagi. Soalnya anak mudanya kalau siang kan punya aktivitas masing-masing," kata Jefri.

Ia menuturkan, warga menggalang dana untuk membiayai proses pembuatan lukisan. Mulanya, lukisan dibuat agar para pengendara sepeda motor yang melintasi di jalan tersebut tidak kebut-kebutan.

"Kemarin kan ini jalanannya baru diaspal, kami takut orang yang bawa motor ngeliat aspal mulus jadi kebut-kebutan. Makanya kami kasih gambar ini biar para pengendara enggak ngebut karena liat gambar tiga dimensi ini," kata Jefri.

Jefri menceritakan, para pemuda karang taruna RW 05 tak ada satupun yang berprofesi sebagai seniman. Mereka membuat lukisan tiga dimensi karena terinspirasi foto dan video yang beredar luas di dunia maya.

"Mereka belajarnya dari Google dan YouTube. Awalnya coba-coba, ternyata bagus makanya dilanjutin," ucap dia.

Seorang warga Jalan Danau Tondano, Ujang, mengatakan bangga dengan kreativitas pemuda lingkungannya. Ia tak menyangka, akibat keisengan para pemuda yang ingin menyalurkan kreativitasnya itu bisa menarik perhatian warga Depok.

"Yang ke sini bukan orang Depok saja. Kemarin ada orang Surabaya dan Lampung yang lagi main ke Depok nyempetin buat mampir ke sini buat foto," kata Ujang.

Warga lainnya, Abddurahman, menambahkan, Pemerintah Kota Depok mengapresiasi kreativitas para pemuda itu. Wali Kota Depok, Mohammad Idris, sudah datang ke lokasi itu.

Lukisan tiga dimensi berbentuk karpet di Jalan Danau Tondano Raya, DepokKompas.com/Akhdi Martin Pratama Lukisan tiga dimensi berbentuk karpet di Jalan Danau Tondano Raya, Depok
"Kemarin Pak Wali Kota datang ke sini. Dia sangat mendukung karya seni ini. Dia juga sempet foto-foto di atas lukisan," ucap dia.

Abdurrahman berharap, pemerintah memberikan dukungan penuh. Sebab, kegiatan para pemuda ini sangat positif.

"Katanya mau dijadiin kampung wisata di Depok, enggak tahu deh benar apa enggak," kata Abddurahman.

Lukisan tiga dimensi di Jalan Danau Tondano Raya, DepokKompas.com/Akhdi Martin Pratama Lukisan tiga dimensi di Jalan Danau Tondano Raya, Depok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com