Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Berlapis, Rusun untuk Penataan Kampung ala Anies-Sandi

Kompas.com - 07/11/2017, 10:10 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno mewacanakan program penataan kampung dengan membangun rumah berlapis.

Ide ini pertama kali dikemukakan Anies saat rapat pematangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2018.

Anies ingin konsep urban renewal atau pembaruan kota bisa digunakan untuk menata perkampungan. Menurut dia, hal ini sudah dilakukan di sejumlah negara.

Lalu, apa yang dimaksud dengan rumah berlapis?

Anies mengakui, program rumah berlapis sama seperti rumah susun. Dia menjelaskan, dalam setiap perizinan rumah yang dibangun vertikal, terminologi yang ditulis adalah "lapis".

"Bersusun. Iya (seperti rusun). Kalau Anda lihat izin-izin kalau keluar, tulisannya apa? Lapis, bukan rusun, lapis. Bahasa teknisnya lapis," ujar Anies, Senin (6/11/2017).

Baca juga: Wacana Rumah Berlapis Anies-Sandi, Terobosan Baru atau Ganti Nama?

Sandi menjelaskan bahwa rumah berlapis memiliki perbedaaan dengan rusun. Meski sama-sama dibangun secara vertikal, rumah berlapis tak terlalu tinggi.

"(Rumah berlapis) intensitasnya rendah. Kalau rusun, kan, bisa sampai 16 tingkat. Kalau yang untuk penataan banyaknya rumah yang intensitasnya rendah, di bawah 8 lantai," kata Sandi.

Sebelum itu, Anies mengatakan, konsep rumah berlapis kemungkinan seperti kampung deret. Warga menerima unit rumah berlapis dengan ukuran yang sama seperti rumah mereka sebelumnya.

Selain itu, rumah berlapis juga tidak boleh terlalu jauh dari tempat tinggal warga sebelumnya. Prinsip itu disebut dengan land consolidation alias konsolidasi tanah.

Baca juga: Kampung Akuarium Jadi Percontohan Program Rumah Berlapis

Kondisi terkini Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara. Foto diambil Rabu (18/10/2017).Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Kondisi terkini Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara. Foto diambil Rabu (18/10/2017).

Kampung Akuarium jadi percontohan

Penataan Kampung Akuarium akan menjadi percontohan program rumah berlapis. Konsepnya adalah menata perkampungan sesuai keinginan warga. Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka semula.

"Contohnya nanti di Akuarium. Coba lihat nanti begitu sudah di-launching, itu bagian dari land consolidation," ujar Sandi.

Meski Kampung Akuarium menjadi contoh program rumah berlapis, Anies menyebut konsep penataan di setiap wilayah belum tentu sama.

Baca juga: Ditanya Beda Rumah Susun dan Rumah Berlapis, Jawaban Sandi...

Penataan di setiap lokasi, kata dia, disesuaikan dengan karakteristik kampung dan aktivitas warga yang tinggal di wilayah tersebut.

"Setiap tempat solusinya sesuai dengan tempatnya. Masyarakat punya keunikannya sendiri-sendiri," ujar Anies.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (7/11/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (7/11/2017).


Perhatikan infrastruktur lunak

Anies mengatakan, program penataan kampung di Jakarta harus memperhatikan infrastruktur lunak, yakni hal-hal yang menyangkut sosiologis warga setempat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus memperhatikan mayoritas pekerjaan dan kegiatan sehari-hari warga. Dengan demikian, penataan kampung itu sesuai dengan kondisi sosiologis penduduknya.

"Bangunan nanti yang muncul di situ, taman yang muncul di situ, fasilitas-fasilitas, sesuai profil sosiologis warga di kampungnya. Jadi, kami tidak ingin memberikan solusi infrastruktur keras, tanpa memikirkan infrastruktur lunak," kata Anies.

Baca juga: Rusun atau Rumah Berlapis, Anies Bilang Jangan Terjebak Penamaan

Anies menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta akan berembuk terlebih dahulu dengan warga sebelum menata kampung. Penataan yang dilakukan diharapkan sesuai dengan kebutuhan warga.

Selain pendekatan sosiologis, penataan kampung juga dilakukan menggunakan pendekatan ekonomis.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera menertibkan ratusan gubuk liar di Kanal Barat Tanah Abang dalam waktu dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com