Pihak sekolah bertanya kepada bibi GW yang sebelumnya rutin mengantar dan menjemput bocah lelaki tersebut ke sekolah. Namun, tetap nihil. Tak ada yang dapat memberi informasi pasti mengapa GW sering terluka.
Tewas di Tangan Ibunya
Hari Sabtu lalu, sekitar pukul 17.30, kabar mengejutkan terdengar. GW meregang nyawa di tangan ibu kandungnya. GW tewas di kamar indekos yang ia tinggali bersama ibunya dalam kondisi tangan dan kaki terikat. Kening GW terluka sayatan benda tajam.
NW menceritakan kepada polisi apa yang telah dia lakukan terhadap putranya.
Dari tempat kejadian perkara polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa kantong plastik merah yang digunakan untuk menutup kepala korban, tali plastik warna hitam, pembasmi serangga semprot, dan gunting.
Alasan NW menganiaya GW sangat sederhana dan terkesan tak masuk akal. NW mengaku kepada polisi bahwa ia kesal lantaran anaknya sering mengompol.
Menurut pelaku, GW berubah sikap beberapa bulan belakangan. GW disebut menjadi hiperaktif dan membuat pelaku kesal.
Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus itu, termasuk terkait kondisi kejiwaan pelaku.
NW terancam dikenakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.