Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandi Mengaku Disarankan Jokowi Ubah Pergub Pakaian Dinas

Kompas.com - 14/11/2017, 09:31 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku telah mendapat saran dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengubah Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas. Saran itu disampaikan Jokowi saat keduanya bertemu beberapa waktu lalu.

Sandi bercerita, Jokowi mulanya menanyakan apakah sepatu yang dipakai Sandi sudah sesuai dengan pergub. Sebab, pada awal menjabat sebagai wakil gubernur, Sandi selalu memakai sepatu lari.

"Pak Jokowi kan ngecek, 'Sepatunya gimana? Apa udah sesuai dengan pergub?', 'Sudah, tetapi masih ada satu Pak, yang ini saya belum bisa. Masih berusaha menyesuaikan karena dari kecil saya enggak pernah pake belt'," ujar Sandi di Balai Kota DKI, Senin (13/11/2017) malam saat menirukan percakapannya dengan Jokowi.

Baca juga : Celana Dinas Model Tightener Sandi Dibuat Penjahit Langganan Ahok

Sandi kemudian memeragakan gaya Jokowi saat itu yang mengangkat sedikit bajunya dan menunjukkan tak memakai ikat pinggang.

"'Wong saya juga enggak pakai belt, kok.' Dia bilang gitu. 'Ubah aja Mas Sandi, ubah aja. Wong pergub itu 5 menit. Kalau saya yang bikin waktu itu saya ubah.' Kita ketawa-ketawalah," kata dia.

Sandi mengenakan model pakaian dinas yang agak berbeda dari pakaian dinas wakil gubernur atau gubernur pada umumnya. Ikat pinggang yang biasanya ada pada celana tak tampak dalam celana dinas warna khaki (coklat) yang biasa digunakan Sandi.

Baca juga : Melihat Model Celana Dinas Sandiaga yang Bertali Pengencang

Bagian tali untuk ikat pinggang itu diganti dengan kancing dan alat pengencang (tightener) di sampingnya.

Meski gaya celananya itu tak sesuai ketentuan pergub pakaian dinas yang mengharuskan memakai ikat pinggang, Sandi tak berniat meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk merevisi pergub tersebut. Sandi menyebutkan Anies tak mempermasalahkan gaya celananya itu.

"Buat saya sekarang prioritasnya kerja. Saya enggak mau ngebebanin Pak Anies suruh bikin pergub gara-gara saya, he-he-he," kata Sandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com