JAKARTA, KOMPAS. com — Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko mengatakan, pada bulan-bulan pengujung tahun seperti saat ini intensitas hujan cenderung meningkat.
"(Kali) ini puncak hujannya pada Desember-Januari untuk wilayah Jabodetabek sampai nanti tiba di masa transisi pada Februari," kata Hary ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (15/11/2017).
Ia melanjutkan, potensi banjir di Jakarta setiap tahun berubah-ubah sesuai intensitas hujan. Meski demikian, menurut dia, tak ada siklus banjir lima tahunan di Jabodetabek seperti yang kerap diperbincangkan sejumlah pihak.
"Tidak ada yang disebut siklus banjir lima tahunan. Setiap tahun ada potensi banjir," katanya.
Baca juga: Mengapa Sejumlah Wilayah di Pesanggrahan Banjir Lagi?
Hary menjelaskan, hal itu tergambar dari berapa peristiwa banjir yang terjadi di Jakarta.
"Sebagai contoh kejadian banjir pada 2007, kejadian berikutnya 2008, dan itu diinformasikan sebelumnya. Lalu pada 2012 banjir, tahun 2013 juga banjir," ujarnya.
Menurut Hary, intensitas hujan yang berbeda-beda juga menyebabkan potensi banjir yang berbeda-beda setiap tahunnya.
"BMKG selalu mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan mulai dari masa transisi atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan sampai dengan transisi berikutnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.