JAKARTA, KOMPAS.com - Lewat program pangan murah yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, warga rusun setiap bulannya bisa membeli daging sapi 1 kilogram (kg), daging ayam 1 ekor, telur 15 butir dan beras 5 kg seharga Rp 85.500 dengan menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) atau kartu ATM Bank DKI.
Namun bagi warga rusun Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, tidak semua paket pangan murah mereka beli. Kebanyakan mereka hanya membeli beras dan telur saja. Daging sapi dan daging ayam tidak mereka beli karena kualitasnya biasanya buruk.
"Takut kami, Mas, sama daging beku begitu, malah pernah saya lihat tanggalnya sudah jauh dari tanggal kadaluarsa," kata Anton, korban gusuran dari Bukit Duri, kepada Kompas.com, Senin (27/11/2017).
Pernah, kata Anton, istrinya memasak daging yang dibelinya dari program pangan murah. Rasanya tidak enak, tidak seperti rasa daging pada umumnya.
Baca juga : Jaminan Sandiaga untuk Daging Murah dan Harapan pada PD Dharma Jaya
"Anyep rasanya, beda sama daging yang dibeli di pasar," kata Anton yang kini menempati Blok Merpati Rusun Rawa Bebek.
Endang, juga korban gusuran dari Bukit Duri, mengaku kerap mendapati daging yang dibeli beraroma tak sedap alias berbau busuk.
"Baunya enggak enak, apalagi pas dimasak dagingnya hancur," kata Endang yang menempati Blok Gelatik, Rusun Rawa Bebek.
Menurut Endang, dirinya hanya membeli beras dan telur saja jika program tersebut sedang diselenggarakan pihak pengelola.
"Cari aman aja beli telur sama beras, kalau daging sudah enggak beli lagi," kata dia.
Rahman yang menempati Blok Merpati Rusun Rawa Bebek meminta kepada pengelola dan Pemprov DKI untuk meningkatkan kualitas pangan yang dijual di rusun.
"Bagaimana pun juga kami ini kan manusia yang makanannya harus layak dimakan," ucapnya.
Rahman berharap bisa menikmati makanan tanpa khawatir dengan kesehatannya. "Kalau dagingnya seperti itu kan kami takut malah kanker atau timbul penyakit lain," kata Rahman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.