Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekwan Sebut Anggota Dewan yang Minta Kolam Ikan Diperbaiki

Kompas.com - 27/11/2017, 22:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Dewan (Sekwan) DKI Jakarta Muhammad Yuliadi mengatakan, pihak yang bisa mengajukan anggaran ke dalam sistem e-budgeting hanya dari Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD yang mengurus keperluan anggota DPRD DKI Jakarta adalah Kesekretariatan Dewan yang dipimpin oleh dia.

"Memang kami harus ngajukan dari SKPD, SKPD kan Sekwan, Sekwan kan saya, kan memang kami yang harus (lakukan) pengajuan," kata Yuliadi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Senin (27/11/2017).

Penjelasan Yuliadi itu terkait anggaran renovasi kolam ikan di Gedung DPRD DKI Jakarta sebesar Rp 620 juta dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belaja Daerah (RAPBD) DKI 2018 yang akhirnya dibatalkan. Yuliadi mengatakan anggaran tersebut dia masukan ke dalam sistem e-budgeting. Anggaran dimasukan lengkap dengan hitung-hitungan harga satuan komponennya.

Baca juga : Anggaran Renovasi Kolam Rp 620 Juta Resmi Dicoret dari RAPBD 2018

Menurut Yuliadi, pertimbangannya adalah untuk mempercantik tampilan kantor. Kata dia, anggota DPRD DKI Jakarta juga menyarankan agar kolam tersebut diperbaiki.

"Ya memang dari teman-teman anggota juga minta supaya itu diperbaiki tampilannya," kata dia.

Dengan kolam yang ada saat ini, kata Yuliadi, ikan-ikan yang ada di dalamnya sering mati. Setelah berkonsultasi dengan Dinas Pertamanan DKI Jakarta, ternyata spesifikasi kolamnya tidak sesuai dengan ikan yang ada di kolam itu. Kolam itu terlalu dangkal untuk memelihara ikan.

 Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi telah meminta anggaran renovasi kolam ikan itu dicoret dari RAPBD DKI 2018. Dia gerah karena disebut-sebut sebagai pihak yang mengusulkan anggaran renovasi kolam itu.

Baca juga : Prasetio: Saya Minta, Tolong Dicoret Itu Anggaran Kolam Rp 620 Juta!

Terkait itu, Yuliadi mengaku tidak ada masalah. Anggaran tersebut bisa dihapus dari sistem e-budgeting.

"Ya nanti kalau harus dicoret ya kami coret, nanti kami delete. Sistemnya harus dibuka dulu, kalau sudah online baru kami delete," kata Yuliadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com