Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayembara Sepatu "Bang Sandi" Sudah Diikuti 234 Peserta

Kompas.com - 04/12/2017, 13:32 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sayembara pembuatan sepatu pantofel untuk Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sudah diikuti 234 peserta. Pendaftaran sayembara yang dimulai sejak 3 November 2017 itu masih dibuka hingga saat ini.

"234 yang register, tapi belum semua masukin desain (sepatu)," ujar Ketua Panitia Pelaksana Sayembara Sepatu Bang Sandi, Laja Lapian, melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (4/12/2017).

Laja menjelaskan, saat mendaftar secara online di www.sepatubangsandi.com, peserta sekaligus mengirim desain sepatu yang mereka buat. Namun, desain bisa dikirim menyusul selama masa pendaftaran masih berlangsung.

Pendaftaran mulanya dijadwalkan pada 10 November sampai 10 Desember. Namun panitia akan memperpanjang masa pendaftaran karena masih banyak peserta yang belum mengirimkan desain sepatunya.

"Daftar sekaligus kirim materi. Nah, kami perpanjang kan ada juga yang belum (membuat) desain. Kalau daftar saja bisa cepat, tapi kirim desainnya yang makan waktu," kata Laja.

Baca juga : Sandi Bikin Sayembara Sepatu karena Ditegur Pimpinan DPRD DKI

Panitia, lanjut Laja, belum memutuskan waktu perpanjangan pendaftaran. Mereka masih membahasnya dalam rapat bersama.

Meski ada perpanjangan masa pendaftaran, Laja menyebutkan waktu selesainya sayembara tetap sesuai target awal, yakni 14 Februari 2018.

Setelah pendaftaran ditutup, juri akan memilih 20 desain terbaik yang kemudian disaring hingga terpilih 5 besar peserta. Lima desain itulah yang akan dibuat sepatunya.

"Nanti kalau sudah terpilih, bagi yang sudah bisa produksi, silakan produksi. Yang hanya bisa desain saja akan disupervisi oleh tim untuk bisa produksi. Panitia akan menyupervisi produksinya dijoinkan dengan teman-teman yang sudah punya produksi sendiri seperti (merek) 910 maupun bro.do," ujar Laja.

Sandiaga membuat sayembara untuk mencari sepatu idamannya mulai 3 November 2017. Sayembara itu akan diikuti oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Sandi telah menyebutkan kriteria sepatu yang dia inginkan.

"Tahan panas, tahan hujan, bisa masuk lumpur, gorong-gorong," kata Sandi, 3 November 2017.

Dia lebih suka dengan sepatu yang tidak menggunakan tali. Selain itu, Sandi ingin sepatunya tahan dipakai untuk blusukan. Sepatu itu juga harus cocok dipakai untuk urusan formal dan pantas dikenakan pada acara resmi malam hari.

Hal yang paling penting, desain sepatunya harus sesuai dengan Pergub Nomor 183 Tahun 2017 tentang Pakaian Dinas. Dalam pergub itu, jenis sepatu yang digunakan harus sepatu pantofel berwarna hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com