Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Metromini Sarankan Transjakarta Ambil Trayek Mati

Kompas.com - 09/01/2018, 16:37 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain memprotes operasional Transjakarta 1E Blok M-Pondok Labu, puluhan sopir metromini memberi masukan kepada PT Transjakarta dan Pemprov DKI Jakarta terkait perluasas rute. Mereka meminta, alih-alih menyerobot trayek Metromini 610, transjakarta baiknya menghidupkan kembali trayek yang lama mati.

"Kalau mau memperluas kenapa tidak ambil saja Blok M-Cinere, itu kan sudah tidak ada lagi mobilnya, kenapa ambil trayek kami yang baru kami perpanjang dan masih ada 40 mobil?" kata Ganda, perwakilan sopir metromini di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2018).

Selain rute Blok M-Cinere, Ganda juga mengusulkan agar transjakarta menghidupkan kembali trayek Lebak Bulus-Kalideres yang juga sudah mati. Dulu, Lebak Bulus-Kalideres dilayani Metromini 85. Meskipun jalur tersebut padat, para pemilik kendaraannya tak lagi memperpanjang trayeknya.

"Usulan ini sudah kami sampaikan dalam bentuk surat ke (PT) Transjakarta, ke Balai Kota, ke Jatibaru (Dinas Perhubungan), sama kepolisian. Kami tunggu respons mereka," ujar Ganda.

Baca juga : Sopir Metromini 610 Protes karena Harus Bersaing dengan Transjakarta

Terkait upaya Pemprov DKI meremajakan Metromini dan Kopaja, Ganda menyebut wacana itu tak pernah jelas kelanjutannya. Lagi pula, banyak pemilik mobil yang tak sanggup membayar modalnya.

"Katanya untuk bergabung sama (PT) Transjakarta itu modalnya harus Rp 100 juta. Sekarang setoran harian saja susah, mau ikut gimana?" kata Ganda.

Selain tak cukup modal, Ganda menilai kerjasama di bawah PT Transjakarta dengan sistem upah rupiah per kilometer dianggap tak menguntungkan. Pasalnya, trayek Blok M-Pondok Labu hanya tujuh kilometer. Namun waktu tempuh satu ritnya cukup lama untuk sebuah trayek pendek.

Baca juga : Armadanya Dihadang Sopir Metromini 610, Ini Tanggapan Transjakarta

Itu akibat kemacetan di Jalan Fatmawati. Di lokas itu sedang dibangun mass rapid transit (MRT).

"Waktu pembangunan awal-awal pernah dari Blok M sampai Pondok Labu itu empat jam. Malah rugi kalau hitung-hitungan rupiah per kilometer," kata Ganda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com