Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Warga RW 17 Penjaringan soal Rencana Relokasi

Kompas.com - 15/02/2018, 08:51 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menata kawasan RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, serta merelokasi warganya ke rumah susun (rusun) mendapat tanggapan beragam.

Konedi, pengurus RW 17, Penjaringan, mengatakan bahwa sejumlah warga mendukung rencana relokasi tersebut. Namun, warga meminta lokasi rusun tidak terlalu jauh dan warga bisa melakukan aktivitas perdagangan di dalam rusun.

"Kalau pindah ke rusun, masyarakat takut kehilangan mata pencahariannya. Makanya lokasi jangan terlalu jauh dari sini dan disediakan juga tempat untuk warga berdagang," kata Konedi saat ditemui Kompas.com, Rabu (14/2/2018).

Sejumlah warga RW 17, Penjaringan, memang membuka lapak dagangan di depan rumah mereka. Dagangan bermacam-macam, dari toko kelontong, warung makan, hingga sayur-mayur.

Pernyataan Konedi diamini Khodijah, warga lainnya.

"Kalau saya di rusun tapi gak bisa berdagang repot, Dek. Saya dari dulu kan sudah berdagang, kalau nggak bisa berdagang saya yang nggak makan. Sekarang saja sudah susah," katanya.

Baca juga : Sanitasi Buruk Jadi Keluhan Utama Warga RW 17 Penjaringan

Khodijah juga berharap lansia seperti dirinya tidak ditempatkan di lantai atas rusun.

"Kalau di lantai atas emoh pindah ke rusun. Saya saja jarang nengok anak yang di rusun karena capek," kata dia.

Konedi juga menjelaskan warga RW 17 Penjaringan ingin mendapat jaminan bahwa mereka tidak akan diusir dari rusun yang mereka tempati kelak.

"Yang sudah-sudah kan kalau nunggak berapa bulan langsung diusir. Kalau diusir kan mereka nggak punya tempat tinggal lagi. Orang kecil lho ini. Makanya saya harap pemerintah bisa jaminlah supaya mereka tidak diusir," kata Konedi.

Konedi menyebut poin-poin di atas merupakan faktor yang kerap membuat warga enggan pindah ke rusun. Ia berharap pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan dialog sebelum melakukan relokasi.

"Sebaiknya pemerintah dari camat atau lurah turunlah ke masyarakat. Warga sudah tenang lama nggak ada isu relokasi, jangan sampai warga kaget kalau tiba-tiba direlokasi," kata Konedi.

Warga beraktivitas di permukiman kumuh kampung nelayan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/1/2018).  Angka kemiskinan di Jakarta saat ini mencapai 3,77 persen dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan angka kemiskinan di Ibu Kota turun satu persen dalam kurun waktu lima tahun.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Warga beraktivitas di permukiman kumuh kampung nelayan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/1/2018). Angka kemiskinan di Jakarta saat ini mencapai 3,77 persen dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan angka kemiskinan di Ibu Kota turun satu persen dalam kurun waktu lima tahun.
Sanitasi Buruk

Sejumlah warga yang lain menyambut baik wacana penataan kampung tersebut. Salah satu poin penataan yang paling dinantikan warga adalah penataan sanitasi atau kebersihan lingkungan.

Sejumlah warga menilai kebersihan atau sanitasi di lingkungan mereka merupakan masalah utama. Sanitasi yang buruk menyebabkan lingkungan tersebut kerap banjir. Saluran air di kawasan itu tersumbat.

Sampah yang menumpuk membuat air berubah warna jadi hitam pekat dan beraroma tidak sedap.

Baca juga : Warga RW 017 Penjaringan Akan Dipindah ke Rusun Lewat Program CSR

"Itu kalinya emang bau banget, nggak pernah ada yang beresin," kata Deni, warga setempat.

Konedi menjelaskan sejumlah saluran air di perkampungan tersebut tersumbat karena dipenuhi sampah yang berasal dari rumah-rumah warga.

"Rumah-rumah warga ini kan banyak yang berdiri di atas kali. Nah, sampahnya langsung mereka buang ke bawah. Sampah itu pun umurnya bukan 1-2 hari, sudah tahunan bahkan puluhan tahun," kata dia.

Konedi menuturkan warga RW 17 Penjaringan sebenarnya sudah cukup rajin mengadakan kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungannya. Namun, upaya tersebut belum efektif.

Menurut dia, mustahil membereskan sampah tersebut hanya menggunakan tangan kosong.

"Satu-satunya cara ya mesti pakai alat berat yang artinya rumah warga juga harus ikut dibongkar," katanya.

Selasa lalu, Sandiaga mengatakan akan menata kawasan RW 17 Penjaringan dan memindahkan warganya ke rumah susun.

"Selama ini penataan warga dipindahkan ke rusun yang jauh dari tempat tinggal mereka, tapi kalau di sini warga dibangunkan rusun yang memang ada di tempat mereka. Jadi mereka nggak kecabut dari ekosistemnya," kata Sandiaga.

Baca juga : Anies Terdiam Ditanya Relokasi, Mata Melihat Bangunan di Pinggir Kali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com