Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggal 1,5 Tahun di Hotel, CW Diduga Aniaya 5 Anak yang Diadopsinya

Kompas.com - 03/03/2018, 17:32 WIB
David Oliver Purba,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih melakukan penyelidikan terkait lima anak di bawah umur yang diduga dieksploitasi oleh seorang perempuan berinisial CW (60) di salah satu hotel di Jakarta Pusat.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu mengatakan, terungkapnya kasus tersebut berawal dari informasi warga bernama Y yang menyebut ada sejumlah anak yang diduga diekspolitasi oleh CW.

Y mengetahui informasi tersebut dari FA (13), satu dari empat anak yang sebelumnya tinggal bersama dengan CW sejak 2009. Roma menjelaskan, Y merupakan mantan pengasuh yang sebelumnya bekerja dengan CW.

Namun, karena sejumlah alasan, Y berhenti bekerja. Y menjelaskan bahwa FA sebelumnya melarikan diri dari CW karena selama bertahun-tahun mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.

Dari pengakuan FA, dia kerap mendapat hukuman fisik bila dianggap melakukan kesalahan oleh CW. Bahkan FA pernah disuruh tidur di kamar mandi dan makan nasi basi. Perlakuan itu membuat FA tidak bentah dan memutuskan untuk kabur.

FA mencari Y dan kemudian tinggal bersamanya. Roma mengatakan, FA baru mau menceritakan apa yang terjadi dengannya setelah Y memberikan pelajaran membaca dan menulis, serta berkomunikasi dengan FA. FA mengaku selama tinggal dengan CW, dia tidak pernah disekolahkan.

"Informasi yang kami dapatkan dari anak tersebut, selama pengasuhan (oleh CW) apabila anak-anak melakukan pelanggaran, misalnya mencuri uang, akan tidur di kamar mandi. Kemudian pernah juga diberikan nasi basi dan pernah mendapat perlakuan kasar," ujar Roma saat dikonfirmasi, Jumat (2/3/2018). 

Baca juga: Polisi Amankan Seorang Wanita yang Diduga Eksploitasi 5 Anak di Hotel

Mendapat laporan tersebut, polisi kemudian mendatangi hotel yang dimaksud. Di dalam satu kamar hotel, polisi menemukan CW dan empat anak lainnya. Keempat anak tersebut berinisial, RW (14), OW (13), EW (10), dan TW (8).

Roma mengatakan, polisi telah memeriksa CW. Namun, pemeriksaan belum selesai dilakukan karena kondisi CW yang tidak sehat. Dari keterangan sementara, CW mengaku mengadopsi lima anak tersebut dari orangtua yang berbeda. Kelima anak tersebut dirawat sejak kecil.

CW mengaku telah tinggal sekitar 1,5 tahun di hotel tersebut. Polisi masih mendalami motivasi CW mengadopsi kelima anak tersebut. Begitu juga dengan sumber dana yang digunakan untuk tinggal di salah satu hotel berbintang di Ibu Kota itu. Adapun status CW masih sebagai saksi.

Roma mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, CW diduga melakukan tindakan diskriminatif dan atau penelantaran anak, serta dugaan penganiayaan.

"Sementara ini CW masih diperiksa sebagai saksi untuk menentukan apakah si CW bisa dinaikkan menjadikan tersangka (tapi) setelah dilakukan investigasi dan hasil assessment," kata Roma.

Kompas TV Pelaku diming - imingi uang dari warga asing dalam sebuah grup Facebook.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com