Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicolek Menteri Susi soal Limbah di Danau, Begini Tanggapan Airin

Kompas.com - 06/03/2018, 19:10 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kotornya situ atau danau yang ada di Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi perhatian Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Melalui akun Twitter miliknya, @susipudjiastuti, dia meminta Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk segera melakukan tindakan terkait kotornya danau di Tangsel.

"Bu Airin berkenan di-followup? Terima kasih salam," tulis Susi dalam Twitter miliknya, Senin (5/3/2018).

Susi menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi keluhan seorang warganet bernama Ravi Sativa Reonaldy tentang pembuangan limbah swasta yang membuat pendangkalan di danau.

"Pembuangan limbah swasta menyebabkan pendangkalan dan kurangnya daya tampung. Seolah pemerintah hanya diam @susipudjiastuti @airinrachmi," tulis Ravi melalui akun Twitter-nya, @ravi_reonaldy.

Baca juga : Menteri Susi: Yang Buang Sampah Sembarangan, Tenggelamkan!

Airin pun menanggapi kicauan Menteri Susi itu dan mengatakan bahwa dia belum mengetahui kondisi Situ Tujuh Muara yang dikeluhkan oleh warganet tersebut.

Kendati belum mengetahui kondisi terkini situ yang ada di Jalan Siliwangi, Pamulang tersebut, Airin mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat yang memiliki kewenangan langsung pengelolaan terhadap situ di Tangsel.

"Yang pasti tahun ini kita ada revitalisasi situ dalam rangka untuk salah satu civic center-nya. Walaupun belum menyeluruh, baru sekitar anggarannya Rp 5 miliar, tapi itu dalam rangka revitalisasi situ. Nanti persoalan limbah kita akan cek ke lapangan seperti apa dan tentu akan kita tegur pabriknya," ujar Airin saat ditemui di Balai Kota Tangerang Selatan, Selasa (6/3/2018).

Baca juga : Banyak Sampah Cemari Situ Gintung Tangsel

Airin menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel sebenarnya sudah sejak lama ingin merevitalisasi situ atau danau-danau yang ada di sana menggunakan APBD Tangsel.

Namun, kebanyakan situ di Tangsel tercatat sebagai aset Provinsi Banten yang tidak bisa sembarangan direvitalisasi oleh Pemkot Tangsel.

"Kita tidak bisa masuk menggunakan dana APBD Tangsel. Kemarin sempat debat kan, persoalan anggaran dari pusat sudah ada, tapi situ itu tercatat sebagai aset di Provinsi Banten sehingga anggaran Rp 5 miliar dari pusat tidak mau (menurunkan). Kami protes, kita cari solusinya akhirnya setelah difasilitasi Kemendagri boleh menggunakan anggaran dari APBN walaupun situnya tercatat aset provinsi," papar Airin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com