Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Bos Matahari Ditemukan Tersangkut Batu di Sungai Ciliwung

Kompas.com - 10/03/2018, 17:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik Matahari Group sekaligus Taman Wisata Matahari, Hari Darmawan ditemukan tewas di aliran Sungai Ciliwung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (10/3/2018) pagi.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Martinus Sitompul mengatakan, korban terseret arus sungai tersebut sepanjang sekitar 100 meter.

"Setelah cek TKP serta pencarian bersama-sama, telah ditemukan jenazah Bapak Hari Darmawan di Sungai Ciliwung dengan jarak sekitar 100 meter dari lokasi yang diduga hilangnya korban," ujar Martinus melalui pesan singkat, Sabtu siang.

Jenazah ditemukan oleh tim rafting bernama Deni Sudiana. Sejak Sabtu pagi, ia beserta empat orang rekannya menyisir sungai mencari korban menggunakan perahu karet.

Baca juga : Bos Matahari Department Store Ditemukan 100 Meter Dari Lokasi Diduga Hilang

Saat berada di sungai ruas antara Desa Leuwiliang dengan Desa Jogjogan, Deni melihat sesosok orang dalam keadaan tengkurap. Sosok tersebut tampak tersangkut batu di tepi sungai.

"Saat itu, jenazah langsung diamankan dan dibawa ke kediamannnya dulu, selanjutnya untuk kepentingan medis, jenazah dibawa ke RSUD Ciawi untuk visum et repertum," ujar Martinus.

Diketahui, korban awalnya sedang beristirahat di vila miliknya yang kebetulan berada dekat Sungai Ciliwung. Jumat (9/3/2018) malam, Hari kemudian melihat-lihat Sungai Ciliwung lantaran sebelumnya daerah tersebut dilanda hujan deras.

"Hari diduga berkeinginan melihat kondisi sungai tersebut lebih dekat," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo dari keterangan resmi manajemen TMW.

Baca juga : Terseret Banjir Saat Ambil Kayu di Sungai, Bernadus Ditemukan Tewas

Dugaan sementara, saat melihat kondisi Sungai Ciliwung itu Hari hilang keseimbangan sehingga terjatuh ke aliran sungai yang beraliran sangat deras.

Saat kejadian, sejumlah orang sempat mencari Hari. Namun penyisiran dihentikan karena kondisi gelap. Pada Sabtu pukul 06.00 WIB, pencarian kembali dilakukan. Jasad Hari kini telah dibawa ke rumah duka di Bogor, dan rencananya dimakamkan di Bali sesuai dengan keinginan almarhum.

Kompas TV Selengkapnya simak Sapa Indonesia Pagi berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com