JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir satu tahun setelah peresmiannya, harga sewa dan sasaran warga yang berhak menyewa rumah susun (rusun) KS Tubun yang terletak di Jalan Raya Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat mulai dibocorkan.
Kepala Unit Pengelola Rusun (KUPRS) Jatirawasari Dwiyanti Chotifah mengatakan, rusun terakhir yang dibangun di era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beserta wakilnya, Djarot Saiful Hidayat tersebut diperuntukkan masyarakat berpenghasilan menengah (MBN).
"Syarat huniannya ber- KTP DKI, misalnya MBN suami istri berpenghasilan minimal Rp 7 juta," kata Dwiyanti kepada Kompas.com pada Jumat (9/3/2018).
Ia mengatakan rusun ini berbeda dengan rusun lainnya yang diperuntukkan warga relokasi. Namun, lanjut Dwiyanti rusun ini juga tak dapat disamakan dengan apartemen baik dari segi fasilitas maupun harganya.
Dengan demikian, perkiraan harga sewa rusun ini sekitar Rp 1.700.000 per bulan. Harga ini tentu berbeda dengan rusun warga relokasi dengan standar harga sekitar Rp 180.000 - Rp 281.000 per bulan.
Baca juga : Harga Sewa Rusun KS Tubun Diperkirakan Sekitar Rp 1,7 Juta per Bulan
Meski demikian, Dwiyanti mengatakan, harga ini masih memiliki peluang naik atau turun. Pasalnya, harga sewa Rp 1,7 juta per bulan belum melalui persetujuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Melalui pertimbangan panjang
Pembangunan rusun ini mulai digagas sejak tahun 2014 dan selesai dibangun pada awal tahun 2016. Rusun ini diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono pada April 2017 saat Ahok dan Djarot tengah menjalani masa kampanye Pilkada DKI 2017.
Kabid Pembangunan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Triyanto mengatakan rusun tersebut terdiri dari 3 bangunan tower yang masing-masing terdiri dari 16 lantai. Ada sebanyak 524 unit hunian tipe 36 tersedia di sana.
Tri melanjutkan, bangunan rusun tersebut dilengkapi berbagai macam fasilitas lengkap. Tersedia lift di setiap tower untuk memudahkan penghuni menuju unit huniannya masing-masing.
Baca juga : Karena Lokasi, Harga Sewa Rusun KS Tubun di Tanah Abang Lebih Tinggi
Kamera Closed Circuit Television (CCTV) juga telah dipasang di berbagai sudut ruangan untuk memastikan keamanan penghuni rusun.
Namun saat itu peruntukan dan harga rusun belum diputuskan. Tak hanya itu, awalnya UPRS yang mengelola rusun tersebut belum ditentukan. Tri mengatakan, perlu dilakukan sejumlah pembahasan terkait berbagai hal tersebut.
Lokasi strategis
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah karena KS Tubun terletak di kawasan yang sangat strategis atau berada di kawasan TOD (transit oriented development).
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke Stasiun Tanah Abang dan pusat perniagaan Pasar Tanah Abang.
Letak Rusunawa KS Tubun dan Stasiun Tanah Abang hanya dibatasi terusan Kali Ciliwung. Sehingga untuk menuju stasiun penghuni tinggal berjalan sekitar 200 meter saja.
Begitu juga dengan Pasar Tanah Abang yang letaknya tak jauh dari stasiun. Penghuni rusun pun nantinya dapat menuju pasar dengan mudah, baik dengan berjalan kaki atau menggunakan angkutan kota (angkot) yang tersedia.
Baca juga : Alasan Rusun KS Tubun Akan Dipatok Harga Sekitar Rp 1,7 Juta
Akses menuju rusunawa itu pun sangat mudah. Dengan angkutan umum, warga dapat melakukan perjalanan di rute Jakarta Kota dapat menggunakan angkot M08 rute Tanah Abang-Kota, berhenti di Museum Tekstil dan berjalan sekitar 200 meter menuju rusunawa.
Bagi yang datang dari Kebayoran dapat menggunakan angkot M09 rute Tanah Abang-Kebayoran. Sedangkan untuk yang datang dari Cileduk dapat menempuh perjalanan menuju rusun dengan angkutan Kopaja P16.
Kedua jenis kendaraan ini juga dapat digunakan untuk menyambung perjalanan dari Halte Transjakarta Slipi Petamburan menuju Museum Tekstil yang lokasinya sangat dekat dengan rusunawa.