Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun KS Tubun Tetap untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Kompas.com - 12/03/2018, 13:59 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan membantah, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) KS Tubun di Jakarta Barat diperuntukkan buat warga kelas menengah Jakarta.

"Tetap untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Mana ada kami bangun untuk kelas menengah. Rusun kan kami bangun untuk MBR, enggak ada itu untuk kelas menengah," kata Agustino, Senin (12/3/2018).

Anggapan bahwa Rusunawa KS Tubun diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah (MBM) berdasarkan pernyataan dari Kepala Unit Pengelola Rusun (KUPRS) Jatirawasari Dwiyanti Chotifah. Dwiyanti mengatakan, syarat penghasilan penghuni minimal Rp 7 juta.

"Syarat huniannya ber-KTP DKI, misalnya MBM suami istri berpenghasilan minimal Rp 7 juta," kata Dwiyanti kepada Kompas.com, Jumat silam.

Baca juga : Rusun KS Tubun yang Akhirnya untuk Warga Berpenghasilan Menengah

Agustino menegaskan, apa yang dikemukan Dwiyanti tidak benar. Penghasilan minimal bagi warga yang ingin menyewa adalah Rp 4 juta dan maksimal Rp 7 juta, sesuai dengan aturan pemerintah pusat.

MBR yang diperbolehkan menempati unit di Rusunawa KS Tubun adalah warga relokasi dan warga umum sehingga ukuran tiap unitnya berbeda dengan rusunawa lainnya.

Kendati begitu, Agustino memastikan, peruntukkan Rusunawa KS Tubun dari awal berdiri hingga sekarang hanya bagi MBR.

"Dinas perumahan dari zaman berdirinya membangun rumah untuk orang dengan kategori MBR, bukan untuk menengah. Enggak boleh itu karena bukan misi pemerintah, kalau menengah itu kan kontraktor-kontraktor luar, swasta," kata dia.

Baca juga : Alasan Rusun KS Tubun Akan Dipatok Harga Sekitar Rp 1,7 Juta

Rusunawa KS Tubun berada di Jalan Raya Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat dan merupakan rusunawa terakhir yang dibangun pada masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Rusunawa dengan bangunan tiga menara ini rampung dibangun pada April 2017 dan masing-masing menara terdiri atas 16 lantai dengan total 524 unit hunian tipe 36.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com