Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Indria, Satu-satunya Polwan Kopilot Helikopter di Indonesia

Kompas.com - 16/03/2018, 08:18 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siang itu, Kamis (15/3/2018), tiga orang pilot turun dari gedung Sabhara (Samapta Bhayangkara) Polda Metro Jaya.

Seorang pria mengenakan seragam berwarna biru, seorang pria lainnya mengenakan seragam berwarna oranye.

Di antara kedua pria tersebut, ada seorang wanita mengenakan seragam dengan model yang sama berwarna oranye.

Wanita tersebut tak kalah gagahnya dengan dua pria di sebelahnya saat berjalan menuju gedung Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.

Namanya Indira, wanita berusia 30 tahun yang memilih karir sebagai kopilot helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan).

Baca juga : Cerita Indria, Terbang di Atas Massa Aksi 212 hingga Saat Bom Sarinah

Indria mengecek mesin helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan) sebelum tinggal landas. Foto diambil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Indria mengecek mesin helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan) sebelum tinggal landas. Foto diambil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).

Siang itu, Indria dan kedua rekannya baru saja selesai melakukan patroli udara, kegiatan yang rutin mereka lakukan.

Mereka terbang dari Mako Direktorat Kepolisian Udara Baharkam Polri yang terletak di Pondok Cabe, Tangerang, Banten dan berkeliling Jabodetabek untuk memantau kondisi lalu lintas.

Tak disangka, Indira yang berpangkat Bripka (Brigadir Polisi Kepala) tersebut ternyata merupakan polisi wanita penerbang helikopter satu-satunya di Indonesia saat ini.

"Di Polri ini ada empat polwan yang menjadi pilot atau kopilot, saya satu-satunya yang menerbangkan pesawat rotated wing atau helikopter ini," ujar Indria ketika ditemui Kompas.com, Kamis.

Baca juga : Perkenalkan, Inilah Pilot Wanita Termuda di Indonesia 

Indria mengecek mesin helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan) sebelum tinggal landas. Foto diambil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Indria mengecek mesin helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan) sebelum tinggal landas. Foto diambil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).

Ia mengatakan, tiga rekannya yang lain kini menjadi pilot pesawat tipe fixed wing yang digunakan untuk mengangkut logistik atau pasukan ke lokasi yang cukup jauh.

"Kalau saya kan jangkauannya tidak jauh tapi spot per spot terbangnya, jadi butuh kelincahan. Kalau teman-teman saya biasanya terbang dengan jarak lebih jauh," tuturnya.

Memang tak banyak polwan yang mau menerbangkan helikopter dengan berbagai risikonya.

"Terbangin helikopter itu susah dan kerjanya panas-panasan. Untuk wanita berat lah, biar saya aja, he-he-he," ujar Indria berseloroh.

Saat ini Indira tengah menjadi personil bantuan kendali operasi (BKO) Polda Metro Jaya. Ia bertugas melakukan operasi dan pengawalan kegiatan di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Baca juga : Pilot Wanita Masih Sering Diremehkan?

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, keberadaan pilot helikopter wanita di jajaran Kepolisian Indonesia memang sangat langka. 

"Indria ini satu-satunya kopilot helikopter di Polda Metro Jaya, bahkan di Indonesia," kata Argo.

Indria (kanan) di helipad Gedung Sabhara Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Indria (kanan) di helipad Gedung Sabhara Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).

Awal karir

Wanita berperawakan tinggi tegap ini memulai karir sebagai polisi wanita saat usianya 18 tahun atau sekitar tahun 2006.

"Beberapa tahun kemudian saya beralih menjadi pramugari pesawat polisi sampai sekitar tahun 2013 atau saat usia saya 25 tahun," sebutnya.

Di tahun 2013 Indria kemudian tertarik menjajal pengalaman baru sebagai seorang pilot. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di sebuah sekolah penerbangan.

Sekitar akhir tahun 2015 ia lulus dan berkesempatan bergabung dengan Direktorat Kepolisian Udara Baharkam.

"Punya kesempatan mengemudikan helikopter adalah mimpi saya. Kalau saya tidak memiliki basic di kepolisian tentu akan sulit bagi saya untuk menjadi kopilot helikopter Polri," sebutnya.

Baca juga : Wisata Keliling Jakarta Naik Helikopter, Sensasinya Tak Terlupakan...

Indria di dalam helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan). Foto diambil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Indria di dalam helikopter milik Direktorat Kepolisian Udara Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan). Foto diambil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/3/2018).

Menurutnya, menjadi pengemudi helikopter bukan perkara mudah. Indria harus menjalani berbagai macam seleksi hingga akhirnya dipercaya menjadi polisi wanita satu-satunya yang berkesempatan mengendalikan helikopter Polri.

"Jam terbang saya memang belum cukup banyak, baru sekitaran Jabodetabek. Tapi mengendalikan helikopter itu butuh keterampilan mobilitas yang tinggi, dan itu tantangan bagi saya," sebutnya.

Baca juga : Pilot Wanita Pertama di Chile, Meninggal Dunia di Usia 97 Tahun

Indria juga punya alasan tersendiri mengapa memilih menerbangkan helikopter. Menurutnya, ada kebahagiaan yang tak tergantikan setiap kali terbang hingga mendaratkan helikopternya.

"Saya lebih bahagia terbang langsung ketemu orang-orang, landing di lapangan kecil di dadahin masyarakat. Itu rasanya enggak terbayar dengan apa pun," ucap Indria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com