Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kesulitan Tangani Kasus Pembakaran Posko Ormas di Bekasi

Kompas.com - 30/03/2018, 07:57 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Peristiwa pembakaran posko ormas di wilayah Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi beberapa waktu lalu telah ditangani pihak Polres Metro Bekasi Kota.

"Kami sudah periksa tiga saksi, keterangannya pun masih standar. Saksi mengaku melihat 30 orang, 15 motor yang melakukannya pakai jaket dan helm," ucap Kapolsek Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto saat ditemui Kamis (29/3/2018).

Saat ditanya apakah penyerangan ini terkait dengan kasus penganiayaan anggota TNI AU di lapak durian minggu lalu, Indarto menjawab singkat.

"Iya," ucap Indarto.

Namun Indarto segera menambahkan pernyataannya bahwa ketiga saksi peristiwa pembakaran belum mengarah ke penganiayaan tersebut.

Baca juga : Polisi Buru Otak Penyerangan Pos Ormas yang Tewaskan Nenek di Tangsel

"Walaupun, semua motif semua latar belakang tetap kita kaji," ucap Indarto.

Kesulitan yang dihadapi pihak kepolisian terutama dari semua saksi yang ada tidak melihat langsung kejadian pembakaran. Ada saksi yang hanya lewat saat kejadian, ada saksi yang melihat namun kemudian disuruh masuk ke dalam rumah.

"Tapi mudah-mudahan ini tidak ada korelasinya (kasus durian) kasus pembakaran. Setelah peristiwa durian itu kedua belah pihak sudah bertemu di Halim dan kondisinya sudah mereda," ucap Indarto.

Sebelumnya, sekelompok orang membakar dan merusak posko sebuah ormas di jalan Raya Gamprit, RT 010 RW 014, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Rabu (28/3/2018). Kejadian yang berlangsung dini hari tersebut menyebabkan posko dan sebuah mobil milik ormas tersebut terbakar.

Baca juga : Soal Penganiayaan di Lapak Durian, Pimpinan Pemuda Pancasila Bekasi Minta Maaf ke TNI

Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Aries Budiman mengeluarkan pernyataan kejadian kali ini bermula dari peristiwa penganiayaan anggota TNI di lapak penjualan durian di Jati Asih beberapa waktu lalu.

"Terjadinya peristiwa ini berimbas dari rentetan peristiwa beberapa waktu lalu dimana ada anggota PP yang kita tidak inginkan terjadi. Masalah durian," ucap Aries yang ditemui Rabu (28/3/2018).

Meski belum secara pasti mengetahui pelaku pembakaran, Aries meyakini peristiwa ini saling terkait. Aries berencana memilih jalan damai dengan pihak TNI terkait kesalahan yamg dilakukan anggotanya.

Kompas TV Seorang santri di Tasikmalaya, Jawa Barat diduga menjadi korban penganiayaan seniornya hingga mengalami luka serius di bagian wajah dan telinga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com