Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Hal Menarik Soal Rumah DP 0 Rupiah di Pembahasan RPJMD DKI

Kompas.com - 10/04/2018, 11:55 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program rumah DP 0 rupiah yang jadi janji Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, menjadi diskusi panas dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 bersama DPRD DKI, Senin (10/4/2018).

Dalam rapat tersebut, langkah mewujudkan rumah DP 0 yang diungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), hingga Sekretaris Daerah membuat anggota DPRD bahkan jajaran Pemprov lain yang hadir dalam rapat itu terheran-heran.

Kritik paling keras justru datang dari partai pendukung Anies-Sandi, Gerindra dan PKS. Berikut sejumlah rencana rumah DP 0 yang diungkap dalam rapat kemarin:

1. Rumah susun di pinggir Jakarta

Dalam rancangan RPJMD yang disusun Pemprov DKI Jakarta, frasa rumah yang kerap dianggap rumah tapak, dipastikan maksudnya adalah rumah susun. Kepala Bappeda Tuty Kusumawati menyatakan, rumah tapak tak mungkin dibangun di Jakarta, meskipun bentuknya adalah rumah sederhana.

"Kalau untuk Jakarta, kita lupakan landed (tapak). Jakarta kita konsep rusun. Karena landed harganya Rp 140 juta tidak mungkin ada di Jakarta. Rusun Rp 350 juta rata-rata," kata Tuty, Senin.

Baca juga : Menengok Contoh Rumah Tapak DP 0 Rupiah Sepekan Setelah Peluncuran

Mengenai lokasinya, Sekretaris Daerah Saefullah mengungkapkan, kemungkinan rusun-rusun ini akan dibangun di pinggiran Jakarta untuk menjaga harganya tetap terjangkau.

"Terpaksa di pinggiran, karena nilainya. Bisa di Jakarta Barat, Selatan, Timur, sampai Utara, pinggiran," ujar Saefullah.

2. Berdasarkan skema penghasilan

Dalam RPJMD, dijelaskan ada skema housing career yang memuat tiga strata pendapatan. Untuk pendapatan di bawah Rp 4 juta, akan menyewa rusun yang dibangun dari APBD. Pendapatan Rp 4 juta sampai 7 juta, bisa memiliki unit rusun dengan DP 0.

Rusun yang dimiliki akan dibangun oleh BUMD DKI. Sementara pendapatan di atas Rp 7 juta bisa memiliki rusun dengan DP 0 akan diserahkan ke pasar, membeli dari pengembang swasta.

"Kita tetap menyediakan talangan uang muka. Tapi mereka (penghasilan di atas Rp 7 juta) didorong untuk masuk ke market," kata Tuty

3. Tanahnya dari kompensasi KLB

Jumlah unit rusun yang ditargetkan Anies-Sandi selama lima tahun ke depan tak main-main jumlahnya, mencapai 250.000 unit. Kondisi Jakarta yang semakin padat membuat lokasi pembangunan rusun dipertanyakan.

Baca juga : Rencananya, Rusun DP 0 Rupiah Akan Dibangun di 5 Wilayah DKI Jakarta

Sekretaris Daerah Saefullah menyebutkan Pemprov DKI akan menggelontorkan Rp 1,25 triliun untuk membebaskan tanahnya setiap tahun, hingga 2022. Namun, dalam rapat diungkap juga cara mendapatkan tanah dengan mudah yakni melalui kompensasi koefisien lantai bangunan (KLB) dari pengembang.

"Sekarang ini dalam catatan kasar kita, kita udah bisa dari KLB ini hampir 20 hektar. Kalau Kepala Daerah cepat terima ini, di tangan udah 20 hektar dari kewajiban, bisa kita tunjuk di daerah pinggiran," kata Saefullah.

Kompensasi KLB atau kompensasi yang dibayarkan karena menambah lantai bangunan ini sempat menuai kontroversi semasa pemerintahan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saat itu, Ahok menggunakannya untuk membangun infrastruktur publik seperti sejumlah rusun dan Simpang Susun Semanggi.

4. Sebagian besar tidak dibangun DKI

Target menyediakan 250.000 unit rusun ini, akan dibagi menjadi 50.000 per tahun selama lima tahun. Pemprov DKI hanya membangun 14.564 unit rusunawa dengan APBD. Rusunawa juga dibangun oleh pemerintah pusat melalui APBN seperti Rusunawa Pasar Rumput dan Rusunawa Pasar Minggu sebanyak 3.222 unit.

Baca juga : Rusun DP 0 Rupiah Klapa Village Bisa Dipesan Mulai April 2018, Ini Syaratnya...

Sementara rusun DP 0 untuk penghasilan Rp 4-7 juta, akan dibangun oleh BUMD dengan jumlah 9.772 unit per tahun. Tiga BUMD yang ditunjuk untuk membangun rusun yakni Sarana Jaya, Jakpro, dan Pasar Jaya. Adapun sisanya, diserahkan ke swasta untuk memenuhi.

"Jadi besarnya KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) dan market ini mendominasi untuk pemenuhan dari sisi supply side. Pendekatannya untuk kita di Pemprov, itu adalah meningkatkan customer capacity to borrow," kata Tuty.

5. Target dinilai terlalu tinggi

Meski Pemprov hanya membangun 14.000 unit per tahun, tetap saja jumlah ini dinilai terlalu tinggi. Apalagi jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, Pemprov hanya mampu membangun 3.000 unit per tahun. Belum lagi kegagalan pemerintah membangun rusun tahun ini, yang membuat tahun depan pembangunan harus digandakan untuk menutup kegagalan tahun ini.

"Bagaimana meningkatkannya menjadi 50.000 unit? Maksud saya itu, jangan sampai nanti Pak Gubernur tidak mampu melaksanakan amanat Perda RPJMD. Kesalahan bukan hanya di kepala dinas nantinya, tetapi kita semua (salah) yang menyepakati RPJMD ini," kata anggota Komisi D DPRD Bestari Barus.

Baca juga : Pemprov DKI Akan Buat BLUD untuk Pasarkan Rusun DP 0

Rapat sempat diskors karena pihak Pemprov DKI Jakarta kesulitan meyakinkan DPRD bagiamana mereka bisa membangun 14.000 rusun dalam setahun. Sekretaris Daerah Saefullah akhirnya meyakinkan bahwa, mereka akan mengklaim rusun yang dibangun di era pemerintahan yang sebelumnya, sebagai rusunawa dalam program rumah DP 0.

"Jadi di rusunawa di angka 14.000-an itu ternyata tahun ini yang multiyears, ini kita akan selesai sebanyak 7.563 unit, 2018. Berarti 14.000 dikurangin 7.000 udah separuhnya. Jadi kalau dipasang angka 14.564 insya Allah bisa. Hanya tinggal 7.000," kata Saefullah.

Baca juga : Soal Rusun DP 0 Rupiah, Sandi Dapat Masukan dari Asosiasi Penghuni Rusun

6. Minta bantuan DPRD

Saefullah meminta bantuan DPRD untuk membantu mewujudkan janji kampanye Anies. Meski terkesan sulit, ia meyakinkan DPRD bahwa pihaknya berpasrah pada takdir.

"Saya closing, bahwa angka 250.000 ini adalah angka visioner yang kita harus bantu gubernur sampai seperti ini. Takdirnya nanti sampai berapa, itulah upaya kita," kata Saefullah.

Kompas TV Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali merealisasikan program rumah nol rupiah dengan konsep rumah tapak di wilayah Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com