JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan Warga Gang Nangka, Papanggo, Jakarta, terjun bahu-membahu untuk mempercantik lingkungan mereka. Gang Nangka, merupakan salah satu wilayah yang mengikuti Lomba Lingkungan Bersih Berseri dan Partisipais tingkat kota Jakarta Utara.
Ketua RT setempat Asih Daryono mengatakan, perlombaan lingkungan bersih itu selalu disambut antusias oleh warganya. Tak kurang dari 200 warganya terlibat dalam 'mendadani' lingkungan tersebut.
"Karena semangatnya warga Gang Nangka, itu yang pertama bikin semangat. Semua Pengurus RT ingin maju pasti didukung sama warganya," kata Asih saat berbincang dengan Kompas.com.
Baca juga : Mengunjungi Gang Nangka, Kampung Warna-warni Langganan Juara Lomba Lingkungan
Salah satu persiapan yang dilakukan warga jelang lomba tersebut, adalah mengecat jalan yang melintasi Gang Nangka. Ia mengatakan, hal itu dilakukan supaya gang tersebut tampil beda dengan kompetitornya.
"Karena perkembangan kita sering ikut lomba, kita ingin beda. Coba diwarna-warni barangkali dengan begini kan beda dari yang udah-udah. Alhamdulillah pada senang," katanya.
Sejak aktif pada 2008, Asih menuturkan, Gang Nangka sudah menyabet berbagai piala. Salah satu yang paling membanggakan adalah menjadi juara lomba roadshow penghijauan tingat DKI Jakarta. "Zamannya Pak Fauzi Bowo waktu itu," kata Asih.
Selain itu, Gang Nangka juga menjadi langganan juara sebuah lomba lingkungan bersih yang digelar sebuah perusahaan swasta. Bahkan, Gang Nangka tidak diperbolehkan lagi mengikuti lomba itu, karena terlalu sering menang.
"Kita sudah menang tiga kali Lomba Hijau Berhias, jadi enggak dibolehin ikutan lagi, saking seringnya jadi juara. Jadi RT lain yang ikut, biar sama-sama maju ke depan lebih bagus," kata Asih.
Rabu (11/4/2018) ini, akan dilakukan penilaian oleh juri untuk daerah yang menjadi peserta lomba tersebut. Pihaknya berharap, dapat menjuarai lomba tersebut.
Untuk Penghijauan
Berbagai prestasi yang ditorehkan Gang Nangka, dimanfaatkan oleh warganya untuk melakukan penghijauan. Tak sekadar penghijauan, warga juga memanfaatkan sebuah lahan kosong sebagai wadah bercocok tanam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, di lahan tersebut terdapat sejumlah tanaman obat yang bisa diambil secara cuma-cuma oleh warga. Sebut saja pohon jarak, kumis kucing, dan daun mahkota dewa.
Beberapa pohon buah-buahan seperti pisang, jambu, dan mangga, juga berdiri tegak di lahan tersebut. "Kemarin pisangnya habis panen empat pohon. Akhirnya kita bagi-bagi saja ke warga," kata Asih.
Sebuah greenhouse atau rumah kaca juga berdiri tegak di salah satu sudut lahan. Di sana, warga menanam sayur-sayuran secara hidroponik.
Asih menuturkan, greenhouse itu didapat secara cuma-cuma hasil dari menjuarai lomba. "Karena kita ikut lomba terus dan juara terus, akhirnya diberikan greenhouse," katanya.
Sayur-sayuran hidroponik yang ditanam di sana, nantinya akan dijual ke warga sekitar dengan harga miring. Hasil keuntungannya, akan diputarkan untuk kegiatan operasional dan pembelian bibit tanaman.
Asih mengatakan, pengelolaan lahan tersebut sepenuhnya dilakukan oleh warga Gang Nangka. Ia menyebut, hanya sesekali pemerintah memberikan bantuan bagi mereka.
"Bantuan dari pemerintah, tanaman TOGA, tapi paling kalau lagi banjir saja. Saya ke KPKP 'Bu, ini tanaman saya kena banjir', alhamdulillah dapat subsidi," kata Asih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.