Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan-perempuan Masinis di Tengah Kerasnya Kuda Besi

Kompas.com - 21/04/2018, 21:18 WIB
David Oliver Purba,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang menilai pekerjaan sebagai masinis merupakan profesi yang tak lazim ditekuni perempuan. Membawa kereta besi dengan ratusan penumpang merupakan pekerjaan yang bagi sebagian orang dianggap hanya bisa dilakukan laki-laki.

Namun, tantangan itu diambil oleh tiga perempuan, Indri Yulia Erlanita (23), Nidya Lara (22), dan Tiara Alincia Fitri (21).

Indri, Nidya, dan Tiara merupakan 3 dari 6 masinis perempuan yang direkrut PT MRT Jakarta untuk menjadi masinis mas rapid transit (MRT) yang akan beroperasi pada Maret 2019.

Indri, perempuan asal Lampung Timur ini merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bekasi. Indri mengatakan awalnya tidak pernah terpikir akan menjadi seorang masinis mengingat di kampung halamannya saat itu sangat jarang melihat kereta api.

Namun, pikiran itu baru datang ketika Indri lulus SMA. Dia menilai transportasi jenis kereta api akan berkembang di kemudian hari. Dengan tekad serta dukungan dari orangtua, Indri mencoba masuk STTD dan diterima.

Baca juga : 6 Masinis MRT Perempuan Akan Jalani Praktik Lapangan untuk Dapat Sertifikasi

"Orangtua mengarahkan mau transportasi yang mana. Jadi dulu mikirnya kereta bakal maju jadi pilih transportasi darat," ujar Indri saat ditemui di Kantor PT MRT Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (18/4/2018).

Indri mengatakan meski lazimnya pekerjaan itu menjadi masinis kerap ditekuni laki-laki, dengan kemampuan yang dia miliki membuat Indri tak pernah minder. Indri hanya perlu bekerja sama kerasnya dengannya masinis laki-laki lainnya.

"Dengan sistem yang sama, sistem belajar yang sama, pasti perempuan dan laki-laki akan sama kemampuannya," ujar Indri.

Masinis perempuan lainnya, Nidya mengatakan bekerja di tengah profesi para laki-laki merupakan tantangan.

Nidya yang juga merupakan lulusan STTD Bekasi ini menilai yang menjadi tantangan bukan jender melainkan mengubah mindset.

Baca juga : Masinis Perempuan MRT Jakarta Jalani Psikotes seperti Tentara Amerika

 

Nidya mengatakan, masyarakat kerap mengasosiasikan pekerjaan masinis dengan laki-laki, padahal di negara maju lainnya, menjadi masinis perempuan merupakan hal yang lumrah.

"Masinis perempuan tetap dibekali profesionalisme dan tanggung jawab yang sama dengan masinis laki-laki. Kami berharap masyarakat bisa mengubah mindset dan tetap percaya kepada kami," ujar Nidya.

Masinis perempuan lainnya, Tiara mengatakan tidak pernah berpikir menjadi masinis MRT. Saat melamar di MRT, Tiara berminat dengan posisi staf stasiun. Namun, karena dianggap berpotensi Tiara ditawarkan posisi sebagai masinis.

Tiara mengaku grogi saat pertama kali dipilih menjadi masinis. Namun, dia mulai yakin ketika mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari orang terdekatnya.

Selain itu pengalaman serta pelajaran yang sama dengan masinis laki-laki membuat Tiara semakin yakin bahwa masinis perempuan juga bisa seprofesional masinis laki-laki.

"Menyenankan mendapatkan kepercayaan untuk mengantarkan penumpang selamat sampai tujuan. Apalagi dengan pembekalan yang sama dengan masinis laki-laki dan melihat negara-negara maju masinis perempuannya tetap profesional, maka saya optimistis bisa," ujar Tiara.

Sebelum resmi mengemudikan MRT, seluruh masinis akan diuji untuk mendapatkan serfikasi dari Kementerian Perhubungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com