Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Pembeli, Pedagang Blok G Ini Tutup Lapak Baju Koko Jelang Ramadhan

Kompas.com - 27/04/2018, 08:32 WIB
David Oliver Purba,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pedagang Blok G Tanah Abang mengeluhkan omzet penjualan yang turun jelang bulan puasa.

Mereka mengatakan, momen jelang Ramadhan biasanya penjualan meningkat dan mendapat keuntungan jauh lebih besar dibandingkan dengan hari biasa.

Salah satu pedagang baju koko, Ahmad, mengatakan, tahun ini merupakan tahun paling buruk sejak awal dia berdagang di Blok G. Ahmad mulai berjualan di Blok G sejak 1989.

Biasanya, menjelang bulan puasa, penjualan pakaian bisa naik hingga 30-40 persen, apalagi baju koko.

Baca juga: Melihat Lahan Parkir yang Akan Jadi Tempat Relokasi Pedagang Blok G

Namun, tahun ini, penjualan jauh menurun. Bahkan, Ahmad menutup sementara toko miliknya karena sepi pembeli.

"Ini tahun paling parah sejak saya jualan di sini. Enggak ada yang mau datang. Itu toko saya sengaja saya tutup, buat apa saya buka kalau enggak ada yang beli. Bikin tekor saja," ujar Ahmad kepada Kompas.com di Blok G Tanah Abang, Kamis (26/4/2018).

Ahmad menduga, sepinya pembeli disebabkan PKL yang kini berjualan di Jalan Jatibaru.

"Sebelum tenda (PKL Jatibaru) itu ada, pembeli mau naik kemari. Sekarang sudah parah, sekarang enggak ada pelaris," ujar Ahmad.

Baca juga: 4 Rencana untuk Pedagang Pasar Blok G Tanah Abang...

Selain lokasi Blok G yang kurang strategis, maraknya penjualan online juga diduga menjadi penyebab turunnya omzet pedagang. 

Kondisi serupa dirasakan penjual sepatu, Tanu. Tanu mengatakan belum merasakan naiknya penjualan jelang puasa.

Padahal, kata Tanu, tren kenaikan penjualan setiap tahun pasti terjadi.

Sama seperti Ahmad, Tanu menduga, sepinya penjualan menjelang bulan puasa karena kini pembeli lebih memilih belanja di PKL Jatibaru.

"Biasanya pasti penjualan lebih tinggi, tetapi sekarang begini-begini saja. Itu lihat saja PKL di Tanah Abang (PKL Jatibaru), sudah ke sana semua, di sini sepi," ujar Tanu.

Baca juga: Dengarkan Keluhan, Pemprov DKI Tak Jadi Relokasi Pedagang Blok G ke Blok F

Soni, pedagang pakaian, juga mengeluhkan kondisi tersebut.

"Kalau ditanya jualan, ya, begini biasa-biasa saja, enggak ada yang beda kayak hari-hari biasa," ujar Soni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com