Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peliknya Penataan Tanah Abang di Tangan Anies-Sandi

Kompas.com - 09/05/2018, 07:50 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno tengah sibuk mengklarifikasi niat dan rencana mereka  terkait penataan kawasan Tanah Abang di Jakarta Pusat ke pihak-pihak terkait, mulai dari kepolisian hingga Ombudsman.

Pangkal masalahnya bermula pada 22 Desember 2017 ketika Pemprov DKI menutup ruas Jalan Jatibaru dan mengizinkan sejumlah terbatas pedagang kaki lima (PKL) berjualan di salah satu sisi jalan itu.

Langkah itu menuai protes. Protes tak hanya datang dari pengendara, sopir angkot, pejalan kaki, dan pedagang yang terdampak, tetapi juga instansi pemerintah.

Polda Metro Jaya, misalnya, merasa tak dilibatkan dalam proses itu. Mereka pun mengusut laporan dugaan tindak pidana terhadap Anies terkait kebijakan penutupan jalan tersebut.

Anak buah Anies di Dinas Perhubungan dan Biro Hukum diperiksa. Terungkap bahwa Anies telah diingatkan soal dasar hukum penutupan jalan itu.

Ombudsman juga telah memanggil Anies dua kali. Anies akhirnya datang pada panggilan kedua, yaitu pada 4 Mei 2018.

Di tengah derasnya kritik, Anies, Sandiaga, dan jajarannya berkukuh penutupan jalan itu hanya sementara.

Mereka beralasan, penutupan jalan demi membela tak hanya pejalan kaki dan pengendara yang selama ini kesusahan, tetapi juga PKL yang biasa diuber-uber satpol PP.

Penutupan jalan hanyalah satu dari tiga tahap penataan jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam jangka menengah, DKI bakal membangun skybridge di atas Jalan Jatibaru untuk pedagang dan pejalan kaki serta memulai pembangunan Blok G.

Lalu tahap akhir, kawasan Tanah Abang dibangun berkonsep transit oriented development (TOD).

Rencana belum jelas

Sayangnya, langkah DKI setelah menutup jalan masih belum jelas. Pembangunan skybridge belum dipastikan pendanaannya dan kapan dimulai. Padahal, Ombudsman memberikan waktu 60 hari untuk memperbaiki malaadministrasi yang telah dilakukan.

Menurut Sandiaga, Anies memilih sumber pendanaan konservatif yakni dari APBD, paling cepat di APBDP 2018 yang baru disusun Agustus. Pihaknya berupaya membangun secepat mungkin untuk melanjutkan program pemerintah sebelumnya.

Ketika Presiden Joko Widodo masih menjabat gubernur DKI, ia menampung para pedagang di Blok G. Namun, karena lambat laun Blok G sepi, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang melanjutkan kepemimpinan berencana merevitalisasi Blok G.

"Dari zamannya Pak Jokowi itu sudah diminta dia membangun Blok G, tapi belum sampai terkesekusi. Saya pasang badan saja, ini harus dilakukan segera," ujar Sandiaga, Selasa (8/5/2018).

Menurut Sandi, pembangunan skybridge dan revitalisasi Blok G tak bisa ditunda lagi. Sandi mengakui keluhan pedagang Blok G yang omzetnya merosot jauh.

"Karena kalau ditunda-tunda lagi, kapan ada solusinya? Lantai 2 lantai 3 di Blok G, kan, sudah kosong. Begitu kita jalan sudah enggak ada sama sekali," ujar dia.

Tak ingin mengulangi kesalahpahaman, Sandiaga berjanji kali ini bakal melobi polisi hingga PT KAI untuk memuluskan rencana itu.

Sementara Ombudsman bersedia melonggarkan batas waktu bagi Pemprov DKI usai menerima penjelasan Anies.

"Kami pada posisi bahwa (PKL di Jalan Jatibaru) harus direlokasi dari situ dan jalannya dikembalikan kepada fungsinya, tetapi untuk itu (Pemprov DKI harus) menunggu APBD, ya sudah kami beri kelonggaran itu," kata Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Dominikus Dalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com