Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebutan Penumpang, Tukang Ojek Pangkalan Dikeroyok Keluarga Sendiri

Kompas.com - 22/05/2018, 13:01 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek pangkalan, Matdodi (55), melaporkan pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah anggota keluarganya ke Polsek Tanjung Duren, Senin (21/5/2018).

Diduga, pengeroyokan itu dilatarbelakangi rebutan penumpang antara Matdodi dan adiknya, Basir.

"Permasalahan tersebut disebabkan rebutan penumpang di pangkalan ojek samping Stasiun Grogol," ujar Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren Akp Rensa Sastika saat dikonfirmasi, Senin malam.

Baca juga: Dikeroyok di Jalan Cikunir Raya, Seorang Pemuda Alami Luka Bacok

Berdasarkan keterangan Matdodi, pada Senin pagi, Matdodi dan Basir tengah menunggu penumpang di samping Stasiun Grogol.

Seorang penumpang tiba-tiba datang dan meminta untuk diantarkan ke suatu tempat. Basir kemudian menerima tawaran itu.

Namun, Matdodi menegur Basir agar bergantian untuk mengantarkan penumpang.

Basir merasa tidak senang atas teguran itu dan mengajak Matdodi untuk berduel, tetapi Matdodi tidak menggubris ajakan tersebut.

Basir masih tidak senang atas teguran yang disampaikan Matdodi.

Hingga pukul 11.00, Basir pulang ke rumah dan mengajak serta tiga anggota keluarga lainnya, yakni Jaka yang merupakan menantu Basir, Kodir yang merupakan adik Matdodi, dan Ijah yang merupakan anaknya untuk memberi pelajaran kepada Matdodi.

Setibanya di pangkalan ojek, keempat pelaku memukuli Matdodi. Adapun Jaka mengayunkan sebuah celurit yang dibawanya ke arah Matodi.

Kejadian itu mengakibatkan luka sobek di lengan bagian kanan. Matdodi yang babak belur pun mencoba kabur. Namun, Basir dan Kodir mengejarnya sambil membawa pisau.

Baca juga: Akibat Beri Cokelat ke Anak Kecil, Seorang Nenek Tewas Dikeroyok Warga

Sejumlah warga yang melihat kejadian itu berusaha untuk melerai. Warga kemudian membawa Matdodi ke rumah sakit terdekat.

Sementara itu, keempat pelaku yang melakukan pengeroyokan kabur dan masih dikejar polisi.

"Korban dibawa oleh satu saksi menuju rumah sakit untuk diberikan pertolongan. Kasus ini masih ditangani petugas," ujar Rensa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com