Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Jaringan Pornografi Online Loly Candy Berasal dari 63 Negara

Kompas.com - 25/06/2018, 20:38 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, anggota jaringan grup pornografi online Loly Candy (sebelumnya ditulis Loly Candy's) berasal dari 63 negara.

Jaringan Loly Candy ini terkait dengan kasus penyebaran video dan foto anak berkonten pornografi melalui media sosial.

Ada 40 grup baru yang tergabung dalam jaringan tersebut.

Menurut Argo, negara asal anggota jaringan Loly Candy tersebut diketahui dari kode-kode nomor telepon yang tergabung di dalamnya.

"Dalam 40 grup baru tersebut masing-masing grup diketahui beranggotakan sekitar 200 orang," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (25/6/2018).

Baca juga: Anggota Kelompok Surabaya Black Hat Terpidana Kasus Loly Candys

Kanit 3 Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Kompol Haerudin menyampaikan, kasus ini merupakan pengembangan dari pengungkapan kasus Loly Candy pada Maret 2017.

Penyidik yang telah mengetahui keberadaan grup-grup baru ini kemudian meminta bantuan kerja sama melalui Major Cyber Crimes Unit Federal Bureau of Investigation (MCCU FBI).

Sejak 2010, Polri menjadi negara anggota Satuan Tugas Violent Crimes Against Children International Task Force (VCACITF) untuk mengoordinasikan negara-negara yang diduga sebagai tempat tinggal para pelaku kasus ini.

"Dari hasil kerja sama tersebut telah dilakukan operasi kepolisian secara serentak di 23 negara. Data kemudian dikembalikan kepada kami dan kami mendapati keberadaan tiga tersangka," sebut Haerudin di Polda Metro Jaya, Senin.

Baca juga: Polisi Buru Pedofil yang Lain dari Akun Loly Candys di Facebook

Dalam kasus ini, polisi mengamankan WR (19), AD (33), dan IW (26). Ketiganya terlibat dalam penyebaran video dan foto berkonten pornografi anak dalam grup-grup tersebut.

Haerudin mengatakan, polisi telah menemukan ribuan video dan foto berkonten porno dalam grup-grup tersebut.

Kini, polisi terus mengembangkan kasus ini agar peredaran konten-konten porno anak dapat dihentikan.

Selain itu, polisi masih menelusuri apakah ada anak Indonesia yang menjadi korban dalam kasus ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Megapolitan
Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Megapolitan
Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Megapolitan
Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Megapolitan
Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Megapolitan
Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com