Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Panjang di Stasiun Tangerang karena Perbaikan E-Ticketing, Penumpang Kesal

Kompas.com - 22/07/2018, 19:35 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Antrean panjang mengular di Stasiun Tangerang, Minggu (22/7/2018) malam.

Para penumpang tidak bisa menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) lantaran ada perbaikan pada sistem e-ticketing KRL Commuter Line.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sekitar pukul 18.40, puluhan penumpang tampak berdiri mengantre hingga ke luar pintu stasiun.

Baca juga: Antrean Panjang karena Perbaikan Sistem E-ticketing, PT KCI Minta Maaf

Ada yang memilih bertahan, tetapi tidak sedikit yang meninggalkan antrean dengan wajah kesal.

"Kartunya enggak bisa dipakai, ini nyari duit aja nih!" ujar seorang pria sambil memegang KMT miliknya kemudian berlalu pergi.

Tak lama, para calon penumpang yang sedang antre dikejutkan pernyataan seorang petugas KRL yang menyebut kemungkinan perbaikan tersebut memakan waktu seminggu hingga dua minggu.

"Sabar, sabar. Bisa sampai 14 hari ini," ucap petugas tersebut seraya menepuk pundak beberapa orang kemudian berjalan menjauh.

Baca juga: Ada Perbaikan Sistem E-Ticketing, Antrean Penumpang Mengular di Stasiun Manggarai

Hal itu tak hanya dialami orang-orang yang ingin masuk stasiun saja.

Para penumpang yang baru turun dari Commuter Line pun harus mengantre di satu jalur untuk keluar stasiun.

Sebab, beberapa mesin tiket otomatis tidak bisa digunakan.

Baca juga: Sistem E-Ticketing Commuter Line Berubah, Antrean Penumpang Mengular

Bahkan beberapa petugas harus membuka tutup mesin, mengutak-atik kabel, barulah mesin bisa berfungsi. Hal itu membuat beberapa penumpang menjadi kebingungan.

"Ini dibikin dua jalur dong," kata seorang pria yang berdiri di antrean keluar stasiun.

Para pemegang KMT harus harus mengisi saldo lagi sebesar Rp 5.000 agar KMT mereka bisa di-tap di mesin.

Baca juga: Mulai 21 Juli, Kartu Multi Trip Bernomor Seri 1001 Tak Bisa Lagi Digunakan

"Saya harus bayar Rp 5.000 lagi biar bisa keluar, padahal KMT saya masih ada saldonya. Cuma kata petugasnya saldonya enggak berkurang, yang kepake cuma saldo Rp 5.000 itu," ucap Tika (25), salah seorang penumpang dari Tanah Abang.

Untuk mengurangi antrean panjang, seorang petugas terlihat menghampiri orang-orang sambil membawa tumpukan kartu reguler.

Alhasil, antrean mulai berkurang karena beberapa calon penumpang beralih ke arahnya untuk membeli kartu seharga Rp 13.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com