Untuk menambahkan keamanan pejalan kaki dalam menyeberang di pelican crossing, dia menyarankan agar pemerintah menambah garis kejut sebelum pelican crossing.
Berdasarkan pengamatan Alfred, masih banyak pelican crossing di Jakarta yang tidak ada garis kejutnya.
Padahal, dengan adanya garis kejut, pengendara akan mengurangi kecepatannya begitu melintasi pelican crossing.
"Garis kejut ini harusnya ada tiga rangkap jangan cuma dua, lalu masih banyak juga pelican crossing di Jakarta yang tidak ada garis kejutnya. Garis kejut ini kam bisa membuat pengendara melepas gasnya sehingga bisa melambat saat melintas di pelican crossing," papar Alfred.
Rambu-rambu sebelum pelican crossing juga penting sebagai pemberitahu kepada pengendara bahwa akan melintas di pelican crossing.
Warga sudah bisa menyebrang di pelican crossing Bundaran HI, Senin (30/7/2018).
Pengendara juga dinilainya harus paham dan lebih menghargai pejalan kaki yang hendak menyeberang di pelican crossing.
"Yang naik kendaraan juga harus patuh sama rambu-rambunya. Kalau lampu merah ya berhenti jangan terobos," ujar dia.
Baca juga: Rambu Pelican Crossing Bundaran HI Sudah Berfungsi, Pengendara Diminta Tak Terobos jalan
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pelican crossing di Jalan MH Thamrin bersifat sementara sampai terowongan mass rapid transit (MRT) rampung pada 2019.
Pelican crossing merupakan pengganti sementara jembatan penyeberangan orang (JPO) di bunderan Hotel Indonesia yang akan dibongkar.
JPO itu dibongkar karena dinilai Pemprov DKI menghalangi pemandangan ke arah patung selamat datang.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan