Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelima Kalinya Sandiaga Kunjungan Kerja ke Luar Negeri...

Kompas.com - 03/08/2018, 07:49 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Menurut dia, Jakarta sempat menghilang di kancah internasional.

Hal ini pernah juga dia bicarakan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Pak Anies juga sampaikan waktu dia pulang dari Istanbul (dan) Maroko, bahwa Jakarta itu Ibu Kota demokrasi ketiga terbesar di dunia. Ibu Kota dari negara keempat terbesar di dunia setelah China, India, Amerika, baru Indonesia. Tapi kami tuh tidak present gitu di luar negeri," ujar Sandiaga.

"Di luar negeri itu Jakarta itu tidak muncul gitu loh. Tidak menjadi buah bibir dari orang-orang. Karena kita sendiri tidak mau tampil," tambah dia.

Bahkan, kata dia, belum banyak yang tahu bahwa Asian Games akan digelar di Jakarta.

Sekarang, Anies dan Sandiaga sering melakukan kunjungan ke luar negeri. Masyarakat luar mulai melihat bagaimana Jakarta sebenarnya.

Sandiaga melihat kunjungan-kunjungan ke luar negeri adalah hal yang baik. Jakarta tidak boleh menutup diri dari dunia internasional.

"Kami harus membuka diri. Kami harus lakukan pendekatan-pendekatan dan bagaimana kami mengajak, tapi juga investor berbisnis di Jakarta," kata dia.

Bantah buang anggaran

Kunjungan kerja Sandiaga dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggarkan dalam APBD 2018 melalui Biro Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) dengan nama kegiatan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Pejabat dan Staf.

Anggaran ini tidak dibedakan antara gubernur, wakil gubernur, dan pejabat lainnya. Nilai anggarannya mencapai Rp 54,5 miliar.

Rinciannya, Rp 36,4 miliar untuk perjalanan dinas dalam daerah dan Rp 18 miliar untuk perjalanan dinas luar daerah. Anggaran ini untuk satu tahun.

Baca juga: Sandiaga Kesal Disebut ke Amerika Hanya Habiskan Anggaran

Sandiaga pun sempat kesal ketika kegiatannya ke luar negeri selalu dibilang membuang anggaran. Panjang lebar, Sandiaga meluruskan pandangan yang menurut dia salah itu.

Menurut dia, jika kunjungan ke luar negeri tidak diperbolehkan, sekalian saja tidak perlu disediakan anggarannya dalam APBD.

"Kami punya judgement sendiri buat memutuskan right or not to make a visit. Kami kan mikir bahwa dikasih mandat oleh rakyat. Kalau misalnya (kunjungan) ini tidak diperbolehkan, ya jangan dibikin nomenklatur kunjungan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com