Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusron: Bayangkan, Pak Ma'ruf Jadi Cawapres Enggak Pernah Pasang Baliho

Kompas.com - 10/08/2018, 05:43 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Golongan Karya Nusron Wahid menyindir sejumlah politisi yang kerap memasang baliho mempromosikan diri sebagai calon wakil presiden untuk Joko Widodo.

Ia mengatakan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin yang akhirnya menjadi cawapres Jokowi, tidak pernah memasang baliho sebelumnya.

Demikian pula dengan Mahfud MD yang santer disebut sebagai sosok yang paling kuat mendampingi Jokowi pada Pilpres tahun depan.

Baca juga: Jumat Pagi, Maruf Amin Akan ke Istana Sebelum Daftar di KPU

"Bayangkan Pak Mahfud mau jadi calon wakil presiden, Pak Ma'ruf diumumkan jadi calon wakil presiden enggak pernah pasang baliho," kata Nusron, di rumah Ma'ruf di kawasan Koja, Jakarta Utara, Kamis (9/8/2018).

Menurut dia, banyaknya baliho yang terpasang di jalanan tidak menjadi jaminan akan menjadi capres atau cawapres. 

"Kalau Allah enggak berkehendak, dikehendaki Pak Kyai Ma'ruf Amin yang enggak pernah pasang baliho, ya jadilah namanya," ujarnya. 

Baca juga: Partai Pengusung Jokowi Tak Berdebat soal Pemilihan Maruf Amin

Kamis sore, Jokowi mengumumkan Ma'ruf Amin sebagai cawapres pendampingnya pada Pilpres 2019. 

Pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin tersebut diusung sembilan partai politik yaitu PDI-P, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, dan PSI.

Selain itu, pada Kamis malam, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga diumumkan menjadi capres-cawapres pada Pilpres 2019. 

Pasangan calon ini diusung Partai Gerindra, PKS, dan PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com