Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Ini Kecewa Diturunkan Batik Air karena Kondisi Sang Anak

Kompas.com - 11/08/2018, 12:48 WIB
David Oliver Purba,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Murniati Sumila Dewi, penumpang maskapai penerbangan Batik Air ID 6880 rute Bandara Soekarno-Hatta-Bandara Kualanamu, merasa kecewa karena diturunkan dari pesawat, Jumat (10/8/2018).

Alasannya karena anak yang dibawanya, PA menderita sakit tumor mata yang dinilai akan menganggu kenyamanan para penumpang lain. 

"Saya tahu anak saya sakit, anak saya bau, apa tidak bisa anak saya ini pulang ke Medan? Kami sudah ada di pesawat, tetapi kami harus diturunkan lagi," ujar Dewi saat berbincang dengan Kompas.com di rumah singgah di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat malam.

Baca juga: Batik Air Terima Pesawat Baru A320-200CEO dari Airbus

Dewi menceritakan, ia bersama sang anak dan Yuni, relawan dari tempat usaha "Pempek Funny" yang membiayai pengobatan PA, memesan penerbangan Batik Air dari Jakarta ke Sumatera Utara pada Jumat pukul 06.05.

Pada pukul 03.00 dini hari, ketiganya telah berangkat ke bandara. Tidak ada keanehan yang terjadi ketika ketiganya melakukan check in

Setelah masuk ke dalam pesawat, salah satu pramugari menanyakan kondisi PA.

Baca juga: Lion dan Batik Air Tambah 20.330 Kursi Penerbangan Khusus Lebaran

Yuni membantu untuk menjelaskan kondisi PA.

Ada sekitar 4 pramugari yang berulang kali menanyakan kondisi PA.

Kemudian, salah seorang petugas Batik Air meminta ketiganya turun untuk menemui pihak karantina.

Hal itu dilakukan untuk memeriksa apakah PA layak terbang atau tidak.

Baca juga: Batik Air, Pesawat Komersial Pertama Mendarat di Bandara Kertajati

Dewi mengatakan, PA dinyatakan layak terbang setelah diperiksa dokter. Ia juga memegang surat rekomendasi dokter terkait kesehatan PA. 

Namun, kata Dewi, pihak maskapai tetap tidak mengizinkan ketiganya terbang.

Kepada petugas, Dewi meminta surat bahwa PA ditolak terbang. Namun, petugas menolak. Adapun surat rekomendasi dari pihak karantina juga diambil pihak maskapai.

Baca juga: Penumpang Bercanda Bawa Bom, 2 Penerbangan Batik Air Terganggu

Manajemen Batik Air akhirnya memulangkan uang tiket dipotong biaya travel yang telah digunakan.

"Di situ saya enggak bisa ngomong apa-apa lagi. Kami kecewa, harusnya tinggal ngeng (berangkat). Kami pilih keberangkatan pagi karena supaya enggak terlalu bau. Waktu itu penumpangnya juga tidak terlalu banyak," ujar Dewi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com