Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangga di Samping JPO Polda Bukan Akses Menyeberang Jalan

Kompas.com - 14/08/2018, 11:01 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, tangga di samping Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Polda tidak diperuntukan sebagai akses warga untuk menyeberang jalan menuju tepi Jalan Jenderal Sudirman.

Heru mengatakan, tangga itu sebelumnya dibuat dan digunakan oleh pekerja proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) untuk mempermudah akses.

"Dulu itu dibuat oleh MRT untuk akses pekerja. Jadi, itu sudah lama, tidak ada unsur sengaja dibuat untuk pengguna JPO, tapi akses pekerja," ujar Heru, melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (14/8/2018).

Baca juga: Bertaruh Nyawa Menyeberang dari JPO Polda ke Tepi Jalan Sudirman

Saat ditanyakan apakah tangga tersebut akan ditutup, Heru tidak menjawab. Heru hanya menyebut, akan memerintahkan petugasnya dibantu pihak MRT untuk merapikan tangga tersebut.

"Kami koordinasikan dengan MRT untuk dirapikan kembali," ujar Heru.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, antara JPO Polda dan Jalan Jenderal Sudirman memang tidak diperuntukan sebagai lokasi penyeberangan jalan.

Namun, untuk keamanan, Sigit telah memerintahkan petugasnya untuk menjaga kawasan tersebut.

"Garis putih itu marka pembagian jalur, bukan zebra cross. Tidak (bukan tempat penyeberangan). Saya sudah perintahkan anggota (menjaga lokasi)," ujar Sigit.

Sebelumnya, sejumlah warga terpaksa bertaruh nyawa saat berusaha menyeberang jalan usai turun dari JPO Polda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

Sebab, tidak ada pengamanan terhadap warga yang ingin menyeberang menuju Jalan Jenderal Sudirman.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin malam, beberapa warga terlihat turun dari tangga kecil di samping JPO Polda.

Baca juga: Besok JPO Polda Metro Jaya Dibongkar, Arus Lalu Lintas Jalan Sudirman Dialihkan

Tidak terlihat adanya rambu penyeberangan jalan, zebra cross, maupun pelican crossing di sana.

Hanya ada tiga garis putih yang dicat di tengah jalan. Garis-garis itu tidak terlihat seperti zebra cross yang biasa ditemui di jalan.

Seorang petugas bus transjakarta di sekitar lokasi juga tidak terlihat berusaha menyeberangkan mereka.

Petugas polantas di lokasi juga mempersilakan Kompas.com menyeberang di tengah kencangnya pengendara mobil yang melintas.

Kompas TV Alasannya JPO tersebut dianggap menghalangi pandangan ke patung Selamat Datang. Pasalnya, patung Selamat Datang jadi simbol penyambut peserta Asian Games 2018. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com