Keduanya dipertemukan di kantor customer service Blok B.
Baca juga: Pengelola Blok B Tanah Abang: Para Pedagang Sering Bandel
Tanto mengakui kesalahan serta bersedia memperbaikinya. Hal serupa juga disampaikan pihak keamanan yang berjanji memperbaiki sikap agar tidak arogan saat melakukan penindakan.
"Kesepakatan kedua belah pihak, menyelesaiakan perselisihan tersebut dengan musyawarah dan disepakati perdamaian. Kesepakatan perdamaian dituangkan dalam surat perdamaian yang ditanda tangani kedua belah pihak," ujar Lukman.
Preman berkedok sekuriti di Cengkareng
Kasus pemerasan uang di kompleks Ruko Seribu Cengkareng, Jakarta Barat, dilakukan preman berkedok sekuriti.
Mereka menuntut pemilik ruko membayar denda. Jika tidak dapat membayar, preman akan merusak bangunan ruko dengan alasan masalah perizinan.
Kasus ini viral dari berawal dari video yang diunggah akun Facebook Rendi Puguh Gumilang, Minggu (26/8/2018).
Baca juga: BERITA POPULER: Sapu Bersih Medali Emas Silat hingga Penangkapan Preman di Cengkareng
Dalam video itu tampak preman memakai pakaian sekuriti yang melakukan pembongkaran di depan ruko milik warga, sedangkan preman lainnya bertindak sebagai pengawas.
Kasat Reskrim Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu mengungkapkan modus yang digunakan para preman untuk mendapatkan uang warga.
"Kan ada masyarakat yang mau datang ke rukonya dia, mau bikin jembatan. Tapi enggak dibolehin karena belum bayar uang keamanan istilahnya bagi mereka begitu," kata Edy.
Baca juga: 6 Fakta Terungkapnya Aksi Premanisme Berkedok Sekuriti di Cengkareng
Polres Jakarta Barat telah menangkap tujuh orang yang sering melakukan pemerasan di kompleks Ruko Seribu Cengkareng, Jumat (24/8/2018).
Tujuh orang tersebut termasuk mereka yang menggunakan seragam sekuriti.
Penangkapan dilakukan berdasarkan laporan salah satu warga yang diharuskan membayar uang Rp 16 juta-Rp 20 juta kepada para preman.
Preman di Kali Besar
Selain pemerasan di Cengkareng, kasus serupa juga terjadi di Kawasan wisata Kali Besar, Jakarta Barat, Minggu (26/8/2018).