AH (30) mengatakan, preman di Kali Besar memaksa dirinya membayar Rp 500.000 untuk melakukan foto prewedding dengan alasan harga sewa lapak.
"Saya mau melakukan foto prewedding di Kali Besar tanggal 29 Agustus. Tadi siang fotografer saya cek lokasi terus didatangi preman," ujar AH.
Baca juga: Ada Pungli di Kali Besar, UPK Kota Tua Sebut Tempat Itu Masih Ditangani Swasta
"Premannya nanya keperluannya apa, terus kalau mau foto prewedding, diminta uang Rp 500.000," sambungnya.
Putu mengaku heran dengan kebijakan bayar sewa untuk melakukan sesi foto prewedding di Kali Besar. Sebab, menurutnya, Kawasan Kota Tua dan Kali Besar adalah kawasan wisata gratis yang dibuka untuk umum.
"Saya kaget kok malah harus bayar, bukannya Kali Besar itu kawasan wisata gratis untuk umum ya," kata AH.
Baca juga: Ada Pungli, Pemprov DKI Tegaskan Foto Prewedding di Kali Besar Gratis
Tanggapan Pemprov DKI
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan, pihaknya bakal menambah personel di titik-titik rawan pungutan liar seperti Tanah Abang dan Kali Besar.
"Iya (tambah petugas), kami akan evaluasi di lapangan. Selanjutnya berdasarkan evaluasi, data-data yang masuk, kami akan ambil kebijakan apa lagi," kata Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu, Senin.
Selain itu, Yani juga bakal mengerahkan anak buahnya melakukan razia bersama kepolisian dan TNI di lokasi yang dilaporkan ada pungli.
Baca juga: Cegah Pungli, Satpol PP DKI Tambah Personel
Yani mengaku tak segan mengambil tindakan jika ia atau anggotanya di lapangan menemui aksi pungli.
"Tetap kami akan lakukan tindakan kalau itu terbukti, pokoknya kami tindak," ujar Yani.
Terkait pungli di Kali Besar, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Asiantoro mengatakan, foto prewedding tidak dipungut biaya apa pun.
"Menurut Perda Nomor 1 Tahun 2015, prewedding untuk pribadi tidak dikenakan retribusi," ujar Asiantoro.
Imbauan polisi
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi meminta warga berani melapor segala bentuk aksi premanisme yang terjadi di lingkungan mereka.
Polisi, kata Hengki, tidak bisa bekerja sendiri tanpa peran serta masyarakat.
"Terkadang masyarakat takut untuk melaporkan, tetapi mereka resah. Alhamdulillah ada masyarakat yang berani dan melaporkan sehingga kami bisa tindak lanjuti," kata Hengki di Polres Jakarta Barat.
Baca juga: Warga Diimbau Berani Melaporkan Aksi Premanisme kepada Polisi
"Ini jadi trigger buat yang lain untuk melapor. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berani melapor karena pada dasarnya polisi tidak bekerja sendiri," tambah dia.
Ia menegaskan, warga tidak perlu takut dengan ancaman preman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.