Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya 3 Aksi Premanisme di Jakarta dalam Sepekan

Kompas.com - 28/08/2018, 09:35 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

AH (30) mengatakan, preman di Kali Besar memaksa dirinya membayar Rp 500.000 untuk melakukan foto prewedding dengan alasan harga sewa lapak.

"Saya mau melakukan foto prewedding di Kali Besar tanggal 29 Agustus. Tadi siang fotografer saya cek lokasi terus didatangi preman," ujar AH.

Baca juga: Ada Pungli di Kali Besar, UPK Kota Tua Sebut Tempat Itu Masih Ditangani Swasta

"Premannya nanya keperluannya apa, terus kalau mau foto prewedding, diminta uang Rp 500.000," sambungnya.

Putu mengaku heran dengan kebijakan bayar sewa untuk melakukan sesi foto prewedding di Kali Besar. Sebab, menurutnya, Kawasan Kota Tua dan Kali Besar adalah kawasan wisata gratis yang dibuka untuk umum.

"Saya kaget kok malah harus bayar, bukannya Kali Besar itu kawasan wisata gratis untuk umum ya," kata AH.

Baca juga: Ada Pungli, Pemprov DKI Tegaskan Foto Prewedding di Kali Besar Gratis

Tanggapan Pemprov DKI

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan, pihaknya bakal menambah personel di titik-titik rawan pungutan liar seperti Tanah Abang dan Kali Besar.

"Iya (tambah petugas), kami akan evaluasi di lapangan. Selanjutnya berdasarkan evaluasi, data-data yang masuk, kami akan ambil kebijakan apa lagi," kata Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu, Senin.

Selain itu, Yani juga bakal mengerahkan anak buahnya melakukan razia bersama kepolisian dan TNI di lokasi yang dilaporkan ada pungli.

Baca juga: Cegah Pungli, Satpol PP DKI Tambah Personel

Yani mengaku tak segan mengambil tindakan jika ia atau anggotanya di lapangan menemui aksi pungli.

"Tetap kami akan lakukan tindakan kalau itu terbukti, pokoknya kami tindak," ujar Yani.

Terkait pungli di Kali Besar, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Asiantoro mengatakan, foto prewedding tidak dipungut biaya apa pun.

"Menurut Perda Nomor 1 Tahun 2015, prewedding untuk pribadi tidak dikenakan retribusi," ujar Asiantoro.

Imbauan polisi

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi meminta warga berani melapor segala bentuk aksi premanisme yang terjadi di lingkungan mereka.

Polisi, kata Hengki, tidak bisa bekerja sendiri tanpa peran serta masyarakat.

"Terkadang masyarakat takut untuk melaporkan, tetapi mereka resah. Alhamdulillah ada masyarakat yang berani dan melaporkan sehingga kami bisa tindak lanjuti," kata Hengki di Polres Jakarta Barat.

Baca juga: Warga Diimbau Berani Melaporkan Aksi Premanisme kepada Polisi

"Ini jadi trigger buat yang lain untuk melapor. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berani melapor karena pada dasarnya polisi tidak bekerja sendiri," tambah dia.

Ia menegaskan, warga tidak perlu takut dengan ancaman preman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com