Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Tangkap Momen Kembang Api Asian Games, Warga Pilih 'Ngemper'

Kompas.com - 02/09/2018, 19:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada sebagian kecil warga yang memilih menyingkir dari keramaian nonton bareng upacara penutupan Asian Games 2018 di Istora Senayan, Minggu (2/9/2018).

Pantauan Kompas.com, ada belasan orang yang memilih lesehan di selasar depan Pintu 11 Istora ketimbang berdesak-desakan menghadap layar menonton upacara pembukaan.

Pilihan itu bukannya tanpa sebab, mereka memilih 'nongkrong' menghadap Stadion Utama Gelora Bung Karno demi menikmati suguhan kembang api yang dipancarkan dari SUGBK.

"Saya ke GBK ini sengaja emang buat foto-foti ambil momen kembang apinya. Setelah muter-muter dari jam 4 akhirnya pilih di sini," kata Andin, penghobi fotografi dari Pamulang, Tangerang Selatan.

Ia bercerita, awalnya ia berniat mengambil gambar dari dekat Patung Soekarno yang menghadap ke SUGBK. Namun, hal itu urung dilaksanakan karena dilarang petugas.

"Awalnya mau di Zona Bhin Bhin itu yang mengarah ke GBK ada kaldronnya kan cakep tuh, tapi ternyata enggak boleh. Ya akhirnya di sini, enak juga sih bisa neduh hujan," ujarnya.

Selain Andin, ada juga Rudi yang mengajak anaknya menikmati kembang api dari selasar itu ketimbang menonton di layar lebar.

"Enak di sini lah mas, di situ udah sempit-sempitan, kehalangan, layarnya jadu keliatan kecil juga. Lumayan walau kembang api juga tapi keliatan jelas," kata Rudi.

Dari titik tersebut, kembang api yang dilepas dari SUGBK memang terlihat cukup jelas dan bisa dilihat langsung dengan mata telanjang. Bunyi gelegar saat kembang api dilepaskan juga terasa langsung.

Hal ini berbeda dengan tayangan di layar lebar yang tayangan visualnya terlambat beberapa detik.

Diberitakan sebelumnya, ada lima layar lebar yang disiapkan untuk nonton bareng upacara penutupan Asian Games 2018. Lima layar lebar itu disebar di sejumlah titik yaitu halaman Istora, Zona Bhin Bhin, Zona Kaka, dan Zona Atung.

Upacara itu akan dimeriahkan oleh sejumlah musisi ternama termasuk boyband kondang asal Korea Selatan, Super Junior.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com