Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAM Jaya Sebut Permintaan PMD Rp 1,2 Triliun Kecil, Ini Sebabnya

Kompas.com - 06/09/2018, 06:52 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BELITUNG, KOMPAS.com - Pada anggaran perubahan 2018, PAM Jaya mengajukan penyertaan modal daerah sebesar Rp 1,2 triliun.

Senior Manager Teknik dan Pelayanan PAM Jaya Elly Dermawati menilai, sebenarnya permintaan tersebut tidak banyak.

Elly membandingkan dengan permintaan PMD sebelumnya.

"Saat ini, PAM Jaya dapat PMD Rp 300 miliar untuk jaringan IPA (Instalasi Pengolahan Air) Hutan Kota ini. Dan masih ada tahap kedua lagi proses pengusulan Rp 150 miliar. Ini sasarannya adalah semua masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Elly, di Tanjung Pandan, Belitung, Rabu (5/9/2018).

Baca juga: Ketua DPRD DKI Tak Akan Setujui Suntikan Modal untuk PAM Jaya

Dengan total suntikan dana Rp 450 miliar itu, PAM Jaya baru bisa menaikan cakupan air ke Jakarta sebanyak 2 persen.

Adapun saat ini baru 60 persen wilayah Jakarta yang mendapatkan akses air bersih. PAM Jaya ingin meningkatkan cakupan itu agar semua warga bisa mendapatkan akses air bersih.

Dengan kondisi ini, dia menilai PMD sebesar Rp 1,2 triliun tidak bisa dibilang fantastis.

"Jadi, kalau kita di posisi 60 persen, untuk menaikannya ke 62 persen saja butuh segitu besarnya. Jadi, bisa dibantu kalau Rp 1,2 triliun itu sebenarnya kecil," ujar Elly.

PAM Jaya mengajukan PMD sebesar Rp 1,2 triliun untuk beberapa hal. Pertama untuk pembangunan pipa distribusi dan retikulasi di wilayah Barat dan Utara Jakarta, kemudian untuk penyediaan air bersih di rusunawa, relokasi jaringan pipa yang terdampak proyek pemerintah, membuat Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Ciliwung dan Pesanggrahan, dan reinforcement juga extension jaringan transmisi dan distribusi.

Baca juga: Anggota DPRD DKI: Dana Rp 1,2 Triliun PAM Jaya buat Melayani Siapa?

Jika semua rencana itu terlaksana sampai akhir 2019 nanti, maka dampaknya akan menambah pelanggan baru sebesar 97.000. Cakupan layanan yang berhasil ditambah pun hanya sebanyak 5,8 persen saja.

Perjalanan PAM Jaya untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih sampai 100 persen atau mendekati pun masih panjang.

Di DPRD DKI sendiri, proses pengajuan PMD masih tarik-menarik. Banyak anggota Dewan yang tidak ingin mengabulkan permintaan PMD BUMD DKI agar mereka bisa mandiri.

Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo mengatakan, pihaknya sudah punya rencana bila permintaan PMD tidak disetujui. Mereka akan menjadwal ulang program-program di dalam PAM Jaya.

Namun, yang pembuatan SPAM di Ciliwung dan Pesanggrahan akan menjadi prioritas. PAM Jaya akan lebih dulu mengerjakan itu.

Baca juga: Dirut PAM Jaya yang Baru Diminta Ekspansi Jaringan Perpipaan

"Kami punya cash dan akan kami gunakan sesuai dengan kekuatan kita," ujar Bambang.

Bambang mengatakan, sebenarnya permintaan PMD adalah untuk mempercepat perluasan layanan di Jakarta. Namun, jika tidak disetujui, PAM Jaya akan mengalokasikan dana sendiri tanpa APBD.

"Tapi ya tidak bisa cepat dan maksimal," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com