Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Anthonius Gunawan Agung di Balik Duka yang Melanda Palu

Kompas.com - 01/10/2018, 06:36 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anthonius Gunawan Agung, petugas air traffic control (ATC) Airnav Indonesia, banyak dibicarakan warganet di media sosial. Anthonius menjadi buah bibir lantaran aksi heroiknya saat gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018).

Pada saat gempa itu Anthonius sedang mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231 untuk terbang dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Saat gempa mengguncang, teman-teman Anthonius yang berada di tower Bandara Mutiara Sis Al-Jufri langsung turun dan berhamburan keluar. Namun Anthonius tetap di tempatnya untuk memastikan Batik Air lepas landas dengan selamat.

Baca juga: Dampak Gempa, Akses Pesawat Komersil di Bandara Palu Masih Terbatas

"Anthonius telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi. Anthonius sebagai petugas ATC yang bertanggung jawab penuh dengan menyelamatkan pesawat beserta penumpangnya,” kata Direktur Airnav Indonesia Novie Riyanto di rumah duka di Jalan Onta Baru, Kota Makassar, Sabtu malam.

Anthonius terus berkomunikasi dengan pilot Batik Air di tengah guncangan gempa. Sampai akhirnya pesawat berhasil terbang lepas landas.

Setelah itu, baru Anthonius bergegas turun. Namun sudah terlambat. Saat dia turun, lantai 4 tower ambruk. Anthonius melompat untuk menghindari reruntuhan tower. Ia mengalami patah tulang.

Dia sempat di bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan atas patah tulang yang dialaminya. Dari hasil rontgen, Agung dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar karena terindikasi mengalami luka dalam.

AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun, karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan Sabtu pagi.

Namun sebelum helikopter tiba, Agung menghembuskan napas terakhir. Jenazahnya diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga.

Penghormatan untuk pahlawan

Apa yang dilakukan Anthonius telah menyelamatkan nyawa penumpang yang ada di pesawat Batik Air itu. Dia menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab di tengah gempa.

Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Kerusakan akibat gempa bumi yang melanda, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak.
"Anthonius bagaikan pahlawan dalam menjalankan tugas menyelamatkan pesawat beserta penumpangnya," ujar Novie.

AirNav yang menghargai dedikasi Anthonius dan memberikan apresiasi berupa kenaikan pangkat. Anthonius disebut memiliki dedikasi yang luar biasa dalam mewujudkan keselamatan penerbangan.

Baca juga: Kodam VII Hasanuddin Kirim 1.500 Personel ke Palu

"Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan," kata Novie.

Cerita pilot

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com