Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Kembalinya Pasar Blok A di Jakarta Selalatan

Kompas.com - 02/10/2018, 09:57 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir tiga tahun gedung Pasar Blok A di Jakarta Selatan dirobohkan. Pasar itu dulunya menjadi andalan warga di kawasan Jalan Fatmawati dan sekitarnya. Namun kini para pedagangnya terkatung-katung di tempat penampungan sementara (TPS) di Jalan Sambas dan kehilangan pembeli.

Seorang pedagang sayur bernama Yani bercerita, sejak pindah ke TPS tiga tahun lalu, ia tak pernah mengambil banyak barang.

"Saya saja dari pagi cabai rawit sekilo belum ada yang beli satu pun," kata Yani, kepada Kompas.com, Senin (1/10/2018) kemarin.

Ia mengatakan, dirinya tetap bertahan lantaran punya pembeli yang berlangganan dan membeli dalam jumlah besar. Namun, untuk pembeli eceran, sangat jarang ditemui.

Baca juga: Hampir Tiga Tahun di Penampungan, Pedagang Pasar Blok A Keluhkan Omzet Merosot

"Kalau di Pasar Blok A kan warga menengah ke bawah, jadi banyak yang belanja ke pasar. Kalau di Sambas, ya orang-orang kaya kelas atas semua, enggak ada yang belanja," ujar Yani.

Hal yang sama disampaikan Sigit, yang juga berjualan bahan pangan. Sigit menghitung, sejak pindah ke TPS, omzetnya turun drastis.

"Omzet turun 50 persen adalah, enggak sampai Rp 100.000, sering nombok malah," kata Sigit.

Sigit juga mengaku tak nyaman berjualan di TPS. Lokasinya yang tak sebagus bangunan lama. Ia menyakini hal itu membuat warga malas berbelanja ke tempat itu.

Anto, pedagang kelapa mengemukakan, sudah sering ia menanyakan kapan Pasar Blok A dibangun kembali.

Tahun lalu, tepatnya 21 Juni 2017, sudah dilakukan groundbreaking pembangunan pasar yang terintegrasi dengan hotel dan stasiun mass rapid transit (MRT).

"Tanggal 28 Oktober 2018 ini genap tiga tahun kami pindah, sampai sekarang enggak ada pembangunan apa-apa tuh," kata Anto.

Anto kemudian menunjukkan lantai dua TPS yang sebagian besar kosong. Tak lebih dari 10 kios penjahit dan perabotan yang bertahan.

"Teman-teman sudah banyak yang gulung tikar karena rugi jualan di sini," kata Anto.

Kendati pedagang hanya membayar Rp 35.000 untuk menyewa kios di TPS dan jauh lebih murah dari biaya sewa Rp 150.000 di gedung lama, Anto tetap berharap gedung baru segera dibangun.

"Kasihan pedagang ini terkatung-katung," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com