Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAD Bekasi Temukan Kasus Grup WA Pelajar SMP Berisi Konten Pornografi

Kompas.com - 10/10/2018, 17:50 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi menemukan kasus grup Whatsapp (WA) beranggotakan pelajar SMP di Cikarang Selatan kontennya mengandung pornografi dan kekerasasan.

Komisioner KPAD Kabupaten Bekasi Muhammad Rozak mengatakan, temuan itu bermula dari laporan masyarakat bahwa terdapat sejumlah siswa yang dikeluarkan dari satu sekolah negeri di Cikarang Selatan.

"Pada 1 Oktober 2018, kami datangi sekolahnya dan bertemu kepala sekolahnya. Kami diarahkan untuk koordinasi oleh guru BK (bimbingan dan konseling) sekolah tersebut terkait pengeluaran sejumlah siswa di sekolah itu," kata Rozak kepada Kompas.com di Kantor Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (10/10/2018).

Baca juga: Ketua Komisi I DPR Minta Kominfo Blokir Konten Porno di WhatsApp

Berdasarkan informasi yang didapati dari guru BK, KPAD mendapati bahwa sejumlah siswa tersebut membuat grup WA bernama "All Star". Grup itu dibuat pada akhir September 2018 dan memiliki anggota 24 siswa SMP kelas tiga dari kelas yang berbeda-beda di sekolah tersebut. Dari 24 siswa itu, 14 orang siswa pria dan 10 siswa perempuan.

"Nah dalam grup itu kami temukan ada 42 video porno, dalam video porno itu ada orang dewasa, ada remaja juga. Terus kami temukan juga ada ajakan tawuran," ujar Rozak.

KPAD juga menemukan adanya ajakan hubungan intim secara personal dari sejumlah anggota grup tersebut. Terdapat juga foto siswa yang sedang memegang celurit.

Atas perbuatannya, tiga dari 24 siswa itu dipindahkan ke sekolah lain karena berperan aktif di grup tersebut. Satu siswa mengeluarkan diri dari sekolah, sedangkan 20 siswa lainnya mendapat pengawasan ketat serta bimbingan konseling dari guru.

"Semua dalam pengawasan kami. Setiap pagi anak-anak ini isi absen, khusus 20 anak itu ya, mereka salat Duha berjamaah (bersama), zuhur berjamaah, sampai asar pun berjamaah. Lalu juga mereka diberikan pengetahuan keagamaan" ujar Rozak.

KPAD Bekasi juga memanggil para orangtua murid ke sekolah untuk diberikan pengarahan dan bimbingan cara mengawas anak-anaknya.

"Ini kesalahan orangtua, mereka memberikan ponsel kepada anak untuk komunikasi saja. Tapi tidak berpikir untuk melihat, mengontrol ponsel anaknya," kata Rozak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com