Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas di Jakarta

Kompas.com - 11/10/2018, 19:31 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cuaca panas menerpa wilayah Jakarta selama beberapa hari terakhir.

Mengutip situs accuweather, suhu udara tertinggi di Jakarta sejak awal Oktober berada di kisaran 33 hingga 35 derajat celcius.

Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hary Tirto Jatmiko mengatakan, fenomena tingginya suhu udara di Jakarta merupakan fenomena yang alamiah terjadi.

Baca juga: BMKG Pastikan Angin Kencang di Semper Barat Jakut Bukan Puting Beliung

"Fenomena cuaca panas dan terik merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian cuaca panas dan terik lebih sering terjadi pada pada bulan-bulan puncak musim kemarau dan masa pancaroba," kata Hary, kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Hary menuturkan, ada dua faktor yang menyebabkan tingginya suhu udara tersebut. Faktor pertama adalah gerak semu matahari yang kini berada di sekitar khatulistiwa.

"Sehingga radiasi matahari yang masuk cukup optimum. Hal ini ditandai dengan hasil monitoring suhu udara maksimum berkisar antara 34,0-37,5 derajat celcius," kata Hary.

Hary menyebut, angka tersebut masih terbilang normal dalam data klimatologis selama 30 tahun terakhir.

Faktor kedua, lanjut Hary, yakni aliran udara dingin dan kering yang berasal dari Australia menuju wilayah Indonesia.

Baca juga: BMKG: Mohon Jadi Agen Pemutus Hoaks Bencana

"Aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa, terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara," kata dia.

Hary menuturkan, aliran massa udara itu menyebabkan rendahnya kelembaban udara yang kini berada di bawah angka 60 persen di ketinggian 3-5 kilometer di atas permukaan.

Hary menambahkan, cuaca panas yang terjadi di Jakarta juga berlangsung di sepanjang Pulau Jawa, Bali, hingga wilayah Nusa Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com